Tak Sengaja Bawa Peluru, Jemaah Umroh Ditahan Polisi Jeddah

oleh -2K views
oleh
Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah, Mohamad Hery Saripudin bersama keluarga RS.

TANGERANG, HR – KJRI Jeddah melalui Dr Muhammad Heri, Selasa (15/5) malam, mengatakan kepada HR via telepon, bahwa terjadi peristiwa tertangkapnya seorang anggota Polri yang kedapatan membawa peluru di dalam ransel umrohnya. Anggota Polri itupun diamankan aparat kepolisian Jeddah.

Anggota polri itu diketahui berinisial RS, ditahan keamanan Bandara International King Abdul Aziz, Jeddah, Minggu (13/5). Jemaah asal DKI Jakarta ini kedapatan terselip tiga butir peluru di dalam ranselnya dan terdeteksi mesin X-Ray.

Semula Jemaah tersebut menyangkal kalau dirinya membawa barang terlarang itu. Namun saat membuka dan memeriksa tasnya, petugas menemukan tiga butir peluru terselip di tasnya.

RS telah mencoba meyakinkan petugas bahwa tidak ada unsur kesengajaan karena niatnya mau beribadah.

Permasalahan yang dialami RS diketahui oleh seorang petugas protokol KJRI Jeddah yang tengah bertugas malam itu. Petugas itu segera melaporkan kasus tersebut kepada pimpinan di KJRI Jeddah.

Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah, Mohamad Hery Saripudin, segera memerintahkan Rahmat Aming, Pelaksana Fungsi (PF) Konsuler-3 merangkap Kepala Kanselerai dan Majedi Sarbaini, staf KJRI, segera mendatangi kantor penyidik untuk memberikan pendampingan kepada RS.

Atas jaminan KJRI Jeddah, RS akhirnya berhasil dikeluarkan dari tahanan dan diinapkan sementara di kantor KJRI Jeddah bersama isteri.

Anggota yang sudah 14 tahun bertugas di Satuan Bhayangkara ini menuturkan, dirinya teringat sekitar dua bulan lalu saat bertugas. Dia mengisi senjatanya dengan enam butir peluru dan tiga lagi sebagai cadangan ia selipkan di tas ransel tersebut.

“Yang enam sudah di silinder, tiga saya taruh di tas,” tutur RS kepada petugas KJRI.

Usai bertugas, sambung RS, tas gendong yang digunakan saat bertugas itu ia taruh tanpa memeriksa dan mengeluarkan isinya. Tas itu pula yang ia bawa saat berangkat ke Arab Saudi bersama isteri untuk menunaikan ibadah umrah.

“Saya juga kadang-kadang orangnya gak open (perhatian) pak, yah,” ujar RS.

Saat berangkat, tas ransel itu kosong dan hendak digunakan untuk menaruh oleh-oleh. Karena kosong tas itu ditaruh di koper dan dimasukkan ke bagasi sehingga lolos saat pemeriksaan di bandara Madinah.

Namun, saat hendak pulang melalui bandara Jeddah, dalam tas gendong tadi tidak hanya telah penuh dengan oleh-oleh, melainkan juga terselip benda terlarang yang terdeteksi mesin x-ray.

Rahmat Aming meminta RS dan isteri agar bersabar atas ujian yang menimpa mereka. Pasalnya, penyelesaian kasusnya akan memakan waktu karena harus menunggu jawaban terhadap surat dari KJRI Jeddah yang berisi permohonan penghentian penyidikan dari kantor pusat di Riyadh.

“Pengurusannya makan waktu paling cepat seminggu. Bisa dua minggu, sebulan atau bahkan dua bulan,” terang Rahmat Aming.

Ayah dari dua anak, kelahiran Banyumas 1979 ini bersama isteri segera memberitahukan pimpinan di kantor tempat ia bekerja, sambil menunggu penuntasan kasusnya. Keberangkatan RS pada hari itu menggunakan Travel Nurani Muassasah Al Wisam Apresiasi dengan pesawat Saudia SV 816 JED JKT.

Ustadz Basyuni,sebagai handeling dan mufhawif langsung melapor ke KJRI Jeddah saat ada salah satu jamaah umrohnya diamankan pilisi bandara khusus terminal Haji di Jeddah.

Menurut Ustadz Basyuni melalui sambungan telpon pada HR, menceritakan kronologis bagaimana bisa jamaah umrah kedapatan membawa peluru di zona bahaya.

Setelah menyelesaikan ibadah umrah, RS belanja oleh-oleh lalu dimasukan di koper, dan saat masuk ke bandara melalui peneriksaan x-ray, petugas mendeteksi peluru. Mengetahui jamaahnya bermasalah, sebagai handeling bertanggung jawab keamanan jamaahnya.

Alhamdulillah, KJRI Jeddah dipimpin langsung konsul Rahmat Aming memberikan bantuan hukum kekonsuleran, dan dengan jaminan dari KJRI Jeddah akhirnya RS dibebaskan, dan untuk sementara tinggal di KJRI Jeddah menunggu proses pemulangan.

Menurut Rahmat Aming, KJRI Jeddah akan maksimal memberikn perlindungan kepada anggota polisi ini agar bisa pulang secepatnya. linda

Tinggalkan Balasan