- Terjadi di BBWS Bengawan Solo TA 2016
- KPK Diminta Bertindak Segera
SURABAYA, HR – Paket pekerjaan Pengendalian Kali Lamong Tahun Anggaran 2016 yang pelelangannya dilaksanakan SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) Bengawan Solo BBWS Bengawan Solo banyak mendapatkan sorotan penggiat anti rasuah Jawa Timur, dikarenakan nilai penawaran pemenang tender yakni PT. Abdi Mulia Berkah senilai Rp. 38.683.846.000,-atau 75% dari HPS yakni Rp. 50.900.000.000.
Sheet pile yang terlihat patah. |
Apa yang dikuatirkan oleh penggiat anti rasuah tersebut ternyata menjadi kenyataan, dimana hasil pekerjaan di lapangan yang memakai sheet pile (turap beton) banyak tidak beraturan, renggang, miring dan pecah-pecah.
Dari pantauan HR di lapangan (30/5), di beberapa titik sheet pile sudah dilindungi turap yang terbuat dari anyaman bambu yang fungsinya untuk mencegah kerusakan lebih parah lagi. Apabila melihat hasil pekerjaan PT. Abdi Mulia Berkah yang beralamat di Kota Semarang Jateng dengan penawaran yang tidak wajar tersebut, besar kemungkinan pekerjaan konstruksi sheet pile sudah masuk dalam kategori gagal konstruksi. Hal tersebut dimungkinkan karena harga yang ditawarkan terlalu murah sehingga berdampak pada mutu pekerjaan yang rendah agar mendapatkan keuntungan.
Dari beberapa analisa ahli konstruksi yang berhasil dihimpun HR di pemberitaan media online disebutkan ada beberapa faktor penyebab gagalnya konstruksi sheet pile pada suatu proyek, antara lain :
- Adanya penyimpangan metode pelaksanaan pekerjaan, dimana ada kemungkinan panjang sheet pile yang dipasang tidak sesuai RAB, sehingga kedalaman yang diharapkan juga tidak tercapai.
- Tidak memperhitungkan terjadinya seepage (rembesan).
- Adanya penyimpangan data penyelidikan tanah yang telah diuji di laboratorium
Informasi yang beredar di kalangan wartawan dan LSM yang ada di Surabaya, Tomin selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sungai dan Pantai selaku penanggung jawab proyek sudah berkali-kali diperiksa Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, tetapi sayangnya Tomin yang baru saja pensiun sebagai PNS masih bisa menikmati udara bebas karena diduga kasusnya “diendapkan”.
Sheet pile patah |
Sementara Sugeng Wiratno selaku PPK yang menggantikan Tomin seakan tidak mau tahu dengan hasil pekerjaan tahun 2016, hal tersebut terlihat dari sikapnya yang tidak mau merespon konfirmasi HR yang dikrim via WA ke nomor ponselnya.
Yanto salah satu warga yang sering mancing ikan di seputaran lokasi pekerjaan mengatakan ke HR, “KPK seharusnya melirik proyek ini mas”, pintanya. Menurutnya, uang rakyat telah dirampok dari paket pekerjaan Pengendalian Banjir Kali Lamong, sehingga pekerjaannya amburadul.
Untuk tahun anggaran 2017 ini Kemen PU Pera kembali menggelontorkan anggaran sekitar 8M untuk pekerjaan yang sama. Publik Jatim layak memantau pekerjaan tersebut, karena jangan sampai uang sebesar itu dipergunakan untuk memperbaiki pekerjaan tahun 2016 dan akal-akalan oknum pejabat BBWS Bengawan Solo saja untuk kembali merampok uang rakyat dengan cara bekerja sama dengan pihak swasta yang dalam hal ini kontraktor nakal. ian
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});