Sekolah Full Day Abaikan Pendidikan Keluarga

oleh -480 views
oleh
JAKARTA, HR – Ada perbedaan paradigma yang mendasar antara Menteri pendidikan yang lama Anies Baswedan dan Menteri pendidikan, Muhadjir terhadap pendidikan dan pembangunan karakter. Anies berpandangan bahwa pendidik utama dan pertama adalah orangtua.Hal ini diutarakan Andy Sutioso selaku pendiri Sekolah Palar di Bandung dalam rilisnya,belum lama ini.
Menurutnya kalau sepulang sekolah ada tawuran, ada anak-anak yang keluyuran, yang patut dipertanyakan adalah kemana orangtuanya ? Oleh karena itu peran dan keterlibatan orangtua ini yang sedang dalam proses dikembalikan ke dalam dinamika pendidikan oleh Anies Baswedan sebelum beliau diganti. Bahwa pendidikan adalah proses kolaboratif antara sekolah dan rumah, antara guru dan orangtua.
“Kalau anak-anak sekolah sampai sore, lalu bagaimana waktu interaksi dengan keluarga yang sangat esensial bagi proses tumbuh kembang anak-anak kita. Memunculkan wacana ini menggambarkan Muhadjir berpikir bahwa peran orangtua dalam pendidikan nyaris tidak dibutuhkan,”terang Andy.
Praktisi pendidikan ini berpendapat bahwa salah satu problematik pendidikan yang saat ini muncul adalah cara pandang masyarakat, bahwa sekolah adalah tempat jualan jasa pendidikan  atau lebih parah lagi sebagai tempat penitipan anak. “Gagasan Mendikbud ini kok justru memperparah situasi yang semestinya diperbaiki.
Pak Muhadjir menurut saya berpikir sangat simplistik. Anak keluyuran enggak jelas, perpanjang saja jam sekolahnya. Tidak ada dalam pemikiran beliau bahwa yang kurang adalah perhatian dan pendampingan orangtua,”ucapnya miris.
Atau bukankan sangat mungkin bahwa aktivitas siswa di luar sekolah yang negatif adalah karena stress yang dialami di dalam ruang-ruang sekolah?,”imbuh Andy.
Bisa juga,lanjutnya, disebabkan sangat kurangnya ruang ekspresi dan eksistensi diri yang positif di luar rumah dan di luar sekolah untuk mengakomodasi energi anak-anak yang luar biasa besar apalagi memasuki usia remaja. “Sebaliknya apakah para guru-guru kita memang sudah mumpuni membangun karakter para siswa?,”tanyanya.
Andy menilai Muhadjir juga tampaknya menempatkan guru dan siswa sebagai objek. Apakah beliau sempat bertanya pada para siswa? Bertanya pada para guru yang dalam prakteknya kelak  (kalau hal ini jadi dijalankan) apakah harus mendampingi para siswa dari pagi hingga petang.
“Saya menanti-menanti bahwa Pak Muhadjir adalah orang yang tepat untuk menggantikan pak Anies Baswedan. Gebrakan pertamanya ini memunculkan tanda tanya besar,”pungkas Andy Sutioso selaku perduli pendidikan. nargo


(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Tinggalkan Balasan