Pemerintah Belum Atur Ekonomi Kreatif

Ir Ridho Budiman Utama
BANDUNG, HR – Sampai saat ini belum ada pengertian, dan kriteria yang jelas berkaitan dengan ekonomi kreatif, ekonomi berbasis intelektual.
“Kita agak susah menghitung ekonomi kreatif itu sekalipun digital marketing, atau internet marketing di kita ini luar biasa pertumbuhannya,” demikian dikatakan Ir. Ridho Budiman Utama Ketua Komisi Bidang Perekonomian (II) di DPRD provinsi Jawa Barat kepada HR di ruang rapat kerja Komisi II DPRD Jabar Jalan Diponegoro 27 Bandung. Jum’at (9/10).
Dikatakan, sampai saat ini nampaknya pusat masih kesulitan. Kemarin pada saat rapat dengan dinas perdagangan juga dipertanyakan kaitannya dengan e-commerce, kaitanya dengan digital marketing, kaitannya dengan internet marketing, marketing online, ternyata aturan dipusatnya juga belum jelas padahal di negara lain yang disebut dengan orange economic ini, luar biasa pertumbuhannya.
Di Karibia itu sudah mencapai 6.7 % ekonomi kreatif. “Di kita di kementeriannya juga belum jelas apa, definisi ekonomi kreatif itu, karena ternyata seni masuk ke sana ekonomi kreatif, kemudian budaya artinya ekonomi yang berbasis intelektual itu ekonomi kreatif,” tegasnya.
Diakui memang agak susah menghitung ekonomi kreatif itu sekalipun kalau digital marketing atau internet marketing itu luar biasa majunya. “Tetapi secara nasional data yang saya punya sampai bulan Agustus itu sudah diangka Rp2,5 miliar USD yang e-Comerce,” ucapnya.
Pemerintah juga belum punya aturan yang jelas dibanding retail atau transaksi sales retail biasa yang tanpa internet, yang saat ini sudah mencapai Rp33 miliar USD, jadi baru sekitar 1 persennya saja, tetpi karena itu justru justru ekonomi orange ini menunjukkan pertumbuhannya dahsyat,” ujarnya.
Seperti Matahari Mal (Lippo Group), sekarang Salim Group menggandeng roket internet yang Oliver dari Belanda, yang juga investornya Lazada. Investornya Zalora belum lagi tokopedia yang kemarin baru dapat funding 100 juta USD atau Rp1.3 triliun, belum lagi kita lihat traveloka yang juga dapat Rp1.3 triliun. “Hanya yang saya investornya lihat dari luar semua. Karena itu seharusnya pemerintah memperhatikan E-commerce ini. ■ horaz

[rss_custom_reader]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *