Melanggar Aturan, SMKN 1  ‘Kembalikan’ 11 Siswinya ke Orangtuanya

oleh -1.4K views
oleh
Kepala Sekolah SMKN 1 Muara Enim, Misniati SPd MSI

MUARA ENIM, HR- Dunia pendidikan dituntut untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berilmu dan berahklak mulia. Tentunya merupakan tugas berat para guru di sekolah. Tugas  ini sebenarnya tidak hanya dibebankan pada guru semata, melainkan merupakan tugas bersama antara guru dan orang tua murid. Dengan adanya kerja sama dan komunikasi yang baik antara pengajar dan orang tua murid, maka dalam hal ini dapat lebih mudah mengontrol tingkah laku dari anak-anak tersebut.

Terkait ahklak, menurut informasi,  telah dikembalikan 11 siswi ke orang tua murid, karena telah melakukan pelanggaran keras yang diterapkan di SMKN 1 Muara Enim. Pelanggaran tersebut yakni melakukan perkelahian di luar jam sekolah dengan memakai seragam sekolah serta mempostingnya di medsos.

11 siswi SMKN 1 Muara Enim

Setelah dikomfirmasi ke Kepala Sekolah SMKN 1 Muara Enim, Misniati SPd MSI  membenarkan telah mengembalikan ke 11 siswa tersebut  ke orang tuanya masing masing.

“Kenapa ini kita lakukan, ke 11 anak tersebut telah melakukan pelanggaran disiplin dalam katagori berat. Apa saja pelanggaran berat yang termasuk di sekolah kita ini, seperti menggunakan narkoba, baik itu memakai apalagi mengedarkan, mencuri. Setelah itu bikin kerusuhan serta mencemarkan nama baik sekolah,” ungkap Kepsek, Selasa (28/8) kepada HR.

Selanjutnya Misniati menjelaskan, ke 11 siswa tersebut menamakan geng mereka ‘Berani Mati’. Dan mereka ini sudah sering bikin keributan, namun masih kita tolelir, terus kita panggil orang tuanya supaya anak ini diperhatikan dan diperingatkan, apa lagi sekarang mereka sudah kelas 12. Tetapi anak-anak ini tetap berkelakuan seperti bikin ribut, membuat video perkelahian  geng mereka serta mempostingnya dimedia sosial.

“Perbuatan ini telah mencemarkan nama baik sekolah. Padahal sebelumnya mereka telah membuat perjanjian diatas meterai, bahwa tidak akan mengulangi perbuatannya. Melalui berbagai pertimbangan, kemudian dalam rapat guru diputuskan mengembalikan 11 siswi ini ke orang tua masing masing untuk mendidiknya. kami sebagai guru tidak mampu lagi mendidik mereka,” tegas Misniati.

Kita sebagai guru tentu berharap para siswa tersebut dapat melanjutkan  di sekolah lain. Dengan harapan dapat dapat memperbaiki diri, dan menyelesaikan pendidikannya dengan baik,” tambahnya.

Namun begitu, Misniati tidak menyebutkan ke 11 anak-anak tersebut dipecat dari sekolah.

“Kita tidak memecat mereka, melainkan mengembalikan ke orang tua masing-masing.
Beda dong,” katanya. ja

Tinggalkan Balasan