JAI Bukukan Laba Bersih Rp 120,4 Miliar

oleh -1.1K views
oleh

JAKARTA, HR – PT Jasa Armada Indonesia (JAI) atau IPC Marine berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 120,4 miliar untuk tahun buku yang berakhir tahun 2017. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang berlangsung di Financial Club, CIMB Niaga, Jakarta, Rabu (6/6/2018) lalu, menyepakati pengguna laba sebagai deviden sebesar Rp 35,6 miliar. Sedangkan untuk cadangan sebesar Rp 2,4 miliar dan laba ditahan Rp 82,3 miliar.

Di samping itu, RUPS juga melaporkan penggunaan dana hasil penawaran umum Tahun 2017 sesuai dengan peraturan pasal 6 ayat (1) Peraturan OJK No. 30/POJK.04/2015 tentang realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum. Dari keseluruhan dana yang diperoleh sebesar Rp 461,8 miliar, Rp 22,3 miliar telah dikeluarkan untuk IPO, dan dana yang belum digunakan sebesar Rp 439,531 miliar.

“Dana yang belum digunakan tersebut ditempatkan dalam bentuk deposito dan giro pada dua bank BUMN yaitu Bank BTN dan Bank Mandiri masing-masing sebesar Rp 250 miliar dan Rp 189,53 miliar,” ungkap Direktur JAI Herman Susilo, pasca RUPS tersebut.

Selain menyetujui penggunaan laba, rapat juga menyepakati pengangkatan Herman Susilo sebagai Direktur JAI. Pengangkatan tersebut terhitung sejak RUPS tersebut sampai dengan ditutupnya RUPS Tahunan yang kelima yang diselenggarakan tahun 2023 dengan tetap memperhatikan peraturan perundang-undangan pasar modal dan tanpa mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan sewaktu-waktu.

Sebagai catatan, PT JAI atau IPC Marine merupakan anak perusahaan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) yang bergerak di bidang layanan pemanduan dan penundaan kapal, angkutan laut dan layanan maritim. Divisi Kepanduan yang melakukan kegiatan pelayanan pemanduan dan penundaan mulai beroperasi sejak tahun 1960 sebagai unit usaha Perusahaan Nasional (PN) Pelabuhan. Layanan pemanduan dan penundaan pada tahun 1992 diubah menjadi unit usaha PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), seiring berubahnya PN Pelabuhan menjadi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).

Seiring dengan identitas baru yang diluncurkan manajemen PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) tahun 2012 sebagai dengan nama IPC (Indonesia Port Corporation), pada bulan Juli 2013 unit usaha layanan pemanduan dan penundaan di-spin-off menjadi PT Jasa Armada Indonesia dengan nama dagang IPC Marine Service, yang selanjutnya ketika menjadi perusahaan Terbuka nama dagang ini diubah menjadi IPC Marine.

Sejak spin-off , IPC Marine melakukan investasi secara masif untuk perbaikan kualitas armada dan peningkatan kapasitas SDM sesuai standar internasional, dibawah sepervisi Thome Consulting, Singapore, Hasilnya, kualitas armada meningkat dari Grade 2.4 (48% dari skor tertinggi 100%) menjadi Grade 3.6 (72%). IPC Marine juga melakukan optimasi secara revolusioner di bidang pemeliharaan, perbaikan, dan sistem pengandaan barang. Hal ini dilakukan melalui strong corporate governance. Dan peningkatan integritas SDM, guna memastikan kualitas layanan dengan standar tertinggi serta tingkat profitabilitas secara berkelanjutan. Perusahaan juga meningkatkan kualitas dan memasarkan layanan VVIP dengan standar Zero Waiting Time.

Hingga saat ini, market JAI di luar PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) berkembang, dan pendapatan meningkat 60% di tahun pertama operasi penuh setelah spin-off. Dengan pengalaman operasi selama 55 tahun, total armada 70 unit kapal, kinerja pemanduan & penundaan 52,000 kapal/tahun, melayani klien-klien ternama nasional dan asing, IPC Marine adalah perusahaan yang paling berpengalaman, paling besar, dan paling dapat diandalkan di Indonesia. krisman

Tinggalkan Balasan