Sosok Lembut Rai Mantra, Disukai Masyarakat Buleleng

oleh -30 Dilihat
oleh

BALI, HR – Pentolan PDIP Buleleng, Dewa Nyoman Sukrawan, buka suara soal karakter masyarakat Bali dalam memilih pemimpinnya. Ia menceritakan bahwa karakter orang Bali itu diam dan lembut, sehingga karakter Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-I Ketut Sudikerta itu sangat sesuai dengan masyarakat Bali.

Orang Bali biasanya tidak mau banyak omong, halus, santun, duduk paling belakang, dan dia akan berbicara ketika diminta.

“Orang Bali tidak suka kekerasan, tidak suka intimidasi dan paksaan. Etika ini sangat dijunjung tinggi oleh orang Bali. Karakter ini menyebabkan cara-cara sosialisasi, kampanye dengan pemaksaan, dengan intimidasi, sangat tidak disukai orang Bali. Itulah sebabnya, di masyarakat akar rumput lebih bersimpati dengan Rai Mantra ketimbang dengan paslon lainnya,” ujar Sukrawan di Denpasar, Selasa (20/2/2018).

Menurutnya, figur Rai Mantra memang sesuai dengan karakter masyarakat Bali. Itulah sebabnya, dalam berbagai survei, Rai Mantra selalu mengungguli calon lainnya selama ini. Padahal, Rai Mantra itu hanya Walikota Denpasar, tidak banyak keluar ke daerah lainnya di Bali. Itu semua karena figurnya yang lembut dan santun, tidak pernah melakukan pemaksaan, intimidasi, paksaan dan kekerasan.

Figur Rai Mantra yang santun didukung dengan kinerja dan prestasinya di Kota Denpasar yang berhasil melakukan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, transparan, akuntabel, dan yang paling penting Rai Mantra bisa membuat orang Bali mudah mengingatnya.

“Semua survei, diungguli Rai Mantra. Padahal dia bukan kader partai dan di saat yang sama ada calon lain yang juga adalah ketua partai malah surveinya lebih rendah. Itu semua karena figurnya yang santun dan lemah lembut,” ujarnya.

Selain itu, Rai Mantra itu secara biologis mewarisi darah pemimpin ayahnya yang hingga saat ini masih dikenang oleh masyarakat Bali secara keseluruhan. Figur ayahnya Prof. Ida Bagus Mantra hingga kini masih terus diingat. Prof Mantra itu mendulang sejumlah prestasi yang hingga kini masih membekas di hati orang Bali. Diantaranya, Perda Ketinggian Bangunan, Perda Desa Adat atau Desa Pakraman, Perda LPD untuk bidang kemandirian ekonomi, Pesta Kesenian Bali dan Gedung Art Center untuk pelestarian seni budaya dan sebagainya.

Menurut Dewa Sukrawan, dengan pertimbangan pertimbangan tersebut, dirinya selaku kader PDIP Buleleng akan membawa gerbongnya untuk mendukung Mantra-Kerta.

“Saya memiliki massa yang besar. Dan kami sudah berkoordinasi semua akan bulat mendukung Mantra-Kerta. Keputusan ini saya buat setelah saya mendapatkan kunjungan dari Cokorda Oka Ratmadi dari Puri Satria Denpasar, yang memiliki kedekatan historis dengan PDIP. Beliau tetap mencintai Megawati tetapi memilih untuk mendukung Mantra-Kerta. Dan saya pun akan melakukan hal yang sama,” ujarnya.

Menurutnya, khusus di Buleleng, masyarakat sudah paham semua. Instruksi Megawati untuk menang telak di Buleleng tidak mungkin terlaksana. Bahkan ia mengklaim kemenangan PDIP di Bulelelng maksimal 65 persen sampai 70 persen saja. Sebagian masyarakat sudah paham dengan karakter dan kinerja masing-masing kandidat. anas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.