TANGERANG, HR – Kewirausahaan menjadi hal mutlak dilakukan setiap warga saat ini. Terutama dalam menghadapi serbuan dan persaingan dengan tenaga asing yang diekspor negara lain, kian membanjiri perusahaan bumi pertiwi di era AFTA (Asean Free Trading Area) 2015. Hal itu disampaikan Camat Legok, Kabupaten Tangerang, Banten, Dadan Gandana, saat ditemui sejumlah wartawan di kantornya, Selasa (6/10).
Saat ini, katanya, banyak tantangan kita agar tak terjajah oleh bangsa lain. Dicontohkan, di pabrik semen daerah Bayah, Banten, buruh dan tenaga kerja hampir seluruhnya didatangkan dari China. Tak itu saja, terang Camat lulusan STPDN ini, di Pasar Anyer Tangerang bersama rekannya bersuku Tionghoa, pernah mewawancarai seorang dari Negara Tirai Bambu berdagang mainan bebek-bebekan yang dijual dengan harga Rp 5000-an.
Menurut Camat Legok yang selalu akrab dengan semua orang ini, dalam berwirausaha tidak harus dengan hal yang besar. Sebagai bentuk pembangunan ekonomi, dapat dilakukan dengan usaha sederhana. Kegiatan ekonomi kerakyatan banyak yang bisa dikembangkan, semacam yang banyak terlihat di kota-kota besar.
“Saya suka melakukan wawancara pada penggerak ekonomi berbasis kerakyatan. Seperti yang dilakukan warga daerah Kuningan. Seorang pelaku usaha langlangan (warung) rokok, minuman dan makanan ringan, selalu mengembangkan usaha sederhananya dengan selalu membuka lapangan kerja baru bagi warga daerahnya. Jangan anggap remeh soal penghasilannya, jika usahanya banyak bisa melebihi pewaralaba Alfamart, ” ucap Dadan dengan nada kagum.
“Nah siapa yang tidak ingin mempunyai keuntungan seperti itu. Saya yang PNS juga mau memiliki punya usaha macam itu, tanpa mengganggu pekerjaan sebagai pejabat. Artinya, saya selalu mengajak siapapun, pers, termasuk bawahan saya untuk mau merubah mindset sebagai pekerja konvensinal semata. Karena, sebenarnya banyak peluang usaha yang bisa kita ciptakan. Dan ingat, jangan pernah puas dengan apa yang telah kita dapatkan,” pungkas Camat Dadan dengan penuh semangat. ■ titing
