Infeksi di Kepala, KJRI Jeddah Pulangkan Bocah 11 Tahun

oleh -23 Dilihat
oleh
Rifky KJRI Jeddah (jas hitam) saat berdialog dengan dokter.

TANGERANG, HR – Lagi, Warga Negara Indonesia yang bekerja di luar negeri terutama di Arab Saudi sering mengalami hal-hal yang aneh. Tidak seperti kenyataan yang orang bilang, enak dan mulus di luar negeri. Sebagai buruh, selalu saja mendapat perlakuan dan kesulitan untuk kembali ke Indonesia.

Melalui telepon, KJRI Jeddah, Rifky bercerita kepada HR terkait kerapnya perlakuan buruk terhadap TKI Indonesia. Atas dasar laporan dari SBMI Jeddah tanggal 31 Januari 2018 Karimah yang tergeletak lemah di rumah sakit Jeddah akhirnya dipulangkan.

Kronologis
Bocah berusia 11 tahun ini sebelumnya di rawat di Rumah Sakit (RS) Al WIladah Wa Al Atfal atau RS bersalin dan anak-anak di Mekkah sejak 24 November 2017. Dia terbaring lemas akibat cairan yang keluar dari kepalanya dan menimbulkan infeksi serta mengganggu pengelihatannya.

Rifky saat menjenguk Karimah.
Keberadaan karimah di rumah sakit diketahui KJRI Jeddah melalui surat pengaduan yang dikirimkan ke KJRI Jeddah pada 05 Februari 2018 oleh Organisasi Kemasyarakatan SBMI.

KJRI Jeddah langsung menerjunkan Tim Pelayanan dan Perlindungan (Yanlin) ke rumah sakit dan menemui Bagian Hubungan Umum untuk pasien agar diizinkan menengok Karimah.

Dari penuturan petugas Yanlin, tidak mudah memasuki ruang rawat inap di rumah sakit itu mengingat yang bertugas dan para pasiennya mayoritas perempuan dan anak-anak, sehingga aksesnya cukup terbatas.

Tim Yanlin juga menyempatkan diri menemui ibu dari Karimah untuk menyampaikan upaya KJRI Jeddah untuk membantu meringankan beban biaya dan pengurusan administrasi rumah sakit serta kepulangannya ke Tanah Air.

KJRI Jeddah melakukan komunikasi secara intensif dengan pihak rumah sakit, termasuk Direktur Alaqat Al Hukuk Wa Al Mardho (Hak-Hak dan Hubungan Pasien), Mr Asyraf Abdul Kadir Hafiz, sehingga memperoleh kemudahan akses berkunjung.

“Saat menengok Karimah, kami didampingi Asisten Wakil Direktur, Mrs Afrah Alharby. Karimah ditunggui oleh ibu dan kakaknya sejak masuk rumah sakit 24 November 2017,” terang Ainur Rifqie Madanie, pelaksana Fungsi Konsuler-3 yang bertugas memantau perkembangan Karimah dari waktu ke waktu.

Karimah menjalani operasi pada 2 Maret silam. Dari dr Wael Eltahir, dokter yang menangani Karimah, diperoleh informasi pihaknya berhasil melakukan pemasangan selang secara permanen sehingga kondisi Karimah membaik, namun tetap harus menunggu tahap pemulihan dan perawatan lanjutan.

Bocah kelahiran Mekkah, 31 Juli 2006 ini kembali masuk ke RS pada 19 Maret 2018 dan berada dalam perawatan hingga 26 April 2018. Selanjutnya, bersama ibu dan kakaknya Mukarromah (14), Karimah dijemput KJRI Jeddah dan diinapkan di shelter sambil menunggu pengurusan exit permit dari imigrasi Arab Saudi dan penyelesaian administrasi dari rumah sakit.

Tim Yanlin berupaya melakukan pendekatan kepada pihak rumah sakit dan mengajukan permohonan agar Karimah dibebaskan dari biaya parawatan. Permohonan itu dikabulkan oleh pihak rumah sakit.

Tahap berikutnya KJRI menerjunkan dua tim petugas untuk melobi pihak imigrasi Arab Saudi agar diberikan kemudahan pengurusan exit permit bagi Karimah beserta ibu dan kakanya, mengingat status mereka yang ilegal dan pembebasan dari denda keimigrasi. Tim Yanlin membawa mereka bertiga ke Tarhil Shumaisi untuk pengambilan sidik jari dan pengurusan exit.

Tim lainnya ditugaskan mengurus Medical Information Form (Medif) dari Rumah Sakit Al Wiladah wa Al Atfal yang nantinya akan digunakan sebagai surat ijin layak terbang pada saat melakukan check-in di bandara.

“Pastikan semua dokumen telah rampung, cek di imigrasi bandara bahwa exitnya sudah beres. Sehingga Karimah bisa terbang malam ini bersama ibu dan kakanya,” ujar Konsul Jenderal RI Jeddah, Mohamad Hery Saripudin kepada petugas Yanlin yang akan mendampingi mereka ke Tanah Air.

Dari informasi yang berhasil dihimpun KJRI Jeddah, Karimah adalah anak bungsu dari dua bersaudara. Ia menjadi yatim sejak ditinggal ayahnya meninggal pada 2008 di Mekkah. Ibunya bernama Siti Muawiyah bt Nasrawi berasal dari Bangkalan Jawa Timur.

Bersama kedua anaknya, Siti Muawiyah pernah mengikuti program amnesti tahun 2013, namun tidak melakukan proses basmah/sidik jari di pusat karantina imigrasi Arab Saudi (tarhil) dan membatalkan kepulangannya ke tanah air.

Karimah bersama ibu dan kakaknya diterbangkan Rabu malam, 2 Mei menuju Tanah Air dengan Garuda Airlines GA 981 dan dijawalkan tiba di Jakarta 3 Mei 2018 sekitar pukul 09.30 WIB. linda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.