PANGKALPINANG, HR – Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) dikenal kaya akan mineral timah. Namun, potensi besar ini belum berimbang secara ekonomi karena selama bertahun-tahun timah mentah hanya dijual sebagai bahan baku tanpa hilirisasi.
Gubernur Babel Hidayat Arsani menegaskan komitmennya untuk menghentikan praktik penjualan bahan mentah dan menjadikan Babel sebagai pusat industri hilirisasi timah di Indonesia.
Gandeng Investor Tiongkok
Untuk mewujudkan visi tersebut, Gubernur Hidayat mendatangkan Mr. Xiao Nai Cheng dan Mr. Wang Yu Long, pemilik PT Tong Fang, perusahaan hilirisasi timah asal Tiongkok. Pertemuan berlangsung di Kantor Gubernur, Jumat (22/8/2025), dan turut dihadiri Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman.
“Inilah cita-cita saya, Bangka Belitung harus jadi pusat industri hilirisasi timah. Mr. Xiao datang untuk membangun smelter terbesar di Indonesia,” ujar Hidayat.
Smelter tersebut direncanakan berlokasi di Bangka Tengah dengan nilai investasi Rp1,5–2 triliun. Kapasitas produksi ditargetkan mencapai 300 ton per bulan. Gubernur menegaskan, 70 persen tenaga kerja akan berasal dari sumber daya manusia lokal.
Hidayat optimistis kehadiran PT Tong Fang yang telah berpengalaman sejak 1971 dan berekspansi ke Thailand, Vietnam, Singapura, Turki, serta Meksiko, akan membawa dampak positif bagi ekonomi Babel.
Produk yang akan dihasilkan meliputi timah solder dan kawat timah. Jika sesuai timeline, smelter ditargetkan beroperasi dalam satu tahun ke depan.
Sementara itu, Mr. Xiao menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan Pemprov Babel.
“Semoga investasi ini berhasil dan bisa menyerap banyak tenaga kerja,” ucapnya melalui penerjemah. agus priadi
