Karyawan PKS PTPN Ngabang saat kolaborasi dengan karyawan Kebun, guna tingkatkan produksi TBS.
NGABANG, HR – Pemberdayaan (Kolaborasi) karyawan PKS – Kebun PTPN Ngabang untuk pemeliharaan kebun adalah salah satu terobosan disaat PKS tidak beroperasi.
Tujuan lainnya adalah untuk meningkatkan produksi agar pemanen mudah melakukan panen dan angkut hasil panen ke TPH.
Berikutnya, agar tidak terjadi buah tidak terpanen/tertinggal akhibat dilokasi kebun ada semak atau pohon kayu.
Demikian dijelaskan Widodo, Manager PKS PTPN Ngabang saat disambangi HR (14/11) di sana, terkait aktivitas karyawan PKS yang terjun ke pemeliharaan Kebun.
Yang tidak kalah penting dari kolaborasi ini lanjut Widodo adalah, memudahkan pemanen untuk mengutip brondolan dan meminimalisasi pencurian TBS dan brondolan.
“Dengan kebun yang bersih-;pun memudahkan pengawasan pengamanan aset,” sambungnya.
Ditanya, berapa luas kebun PTPN, Widodo menguraikan terdiri dari, Kebun Inti = 2.857,41 Ha, Pirbun = 7.915,54 Ha, KKPA = 942,29 Ha, dan Pihak III = 2.634,00 Ha.
Kapasitas pabrik PKS Ngabang 30 ton tbs/jam. Atau mampu mengolah 500 ton TBS per hari.
Ditanya langkah apa yang ditempuh PTPN agar PKS rutin beroperasi, dengan optimisnya Widodo menjelaskan, beberapa langkah yang kini di lakukan anyara lain:
1. Meningkatkan produksi TBS kebun inti dengan melakukan replanting kebun inti.
2. Kolaborasi antara PKS dan kebun dalam meningkatkan produksi TBS dengan pemeliharaan yang dilakukan oleh karyawan PKS Ngabang agar pemanen mendapatkan akses dalam kegiatan panen dan angkut hasil panen ke TPH.
3. Sosialisasi kepada petani sawit sekitar agar petani mengirim TBSnya ke PKS Ngabang.
Mengenai harga beli TBS PKS Ngabang, Widodo menyebut harga TBS PKS Ngabang saat ini 2.180/kg.TBS, termasuk fee pemilik kontrak berkisar Rp. 50 s/d100 / kg TBS. Harga TBS Ramp di sekitar PKS Ngabang dikisaran Rp 2.150 s/d. Rp. 2.230. tim
