PANGKALPINANG, HR – “Mutasi atau tidak hendaknya dengan mempertimbangkan manfaat bagi masyarakat luas”
Ungkap Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Kep. Babel) Ridwan Djamaluddin saat acara Dialog Ruang Tengah edisi Spesial Bangka Pos yang dipandu oleh Ibnu Taufik Juwariyanto mengenai persoalan mutasi jabatan di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Babel dan pertambangan timah, di Gedung Mahligai, Rumah Dinas Gubernur, Kamis (6/10/1022) malam.
“Saya sudah jelaskan bahwa di dalam birokrasi itu orang harus patuh pada pimpinannya. Semua pimpinan PD (Perangkat Daerah) yang sekarang berada di bawah saya, kan di bawah pimpinan gubernur sebelumnya, pastilah dia harus loyal sama pimpinannya, dengan asumsi itu saya pun menganggap pimpinan PD yang ada sekarang ya loyal lah kepada saya. Buat saya ya sesederhana itu saja,” jelas Pj Gubernur Ridwan.
Pada kesempatan itu, Pj Gubernur Ridwan mengajak pejabat dan seluruh pegawai Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Pemprov.Kep.Babel) untuk bekerja sebagai satu keluarga.
“Yang pertama kata kuncinya bukan berani atau tidak berani, kata kuncinya adalah perlu atau tidak perlu, bermanfaat atau tidak bermanfaat, tepat atau tidak tepat,” ungkapnya.
Pj Gubernur Ridwan mengatakan bahwa mutasi mungkin saja dilakukan jika yang bersangkutan melanggar hukum atau kinerjanya tidak baik.
“Saya ingin obyektif, saya tidak ingin memutasi atau tidak mutasi itu karena suka atau tidak suka, tapi sekali lagi kembali pada fungsi pemerintah bahwa kita harus melayani publik,” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakannya bahwa kondisi birokrasi di Pemprov. Kep. Babel masih berjalan dengan baik.
“Apapun kata regulasi saya tetap berpendapat saya akan menyampaikan kepada Mendagri (Menteri Dalam Negeri). Saya tetap pegang yang pertama, saya tidak boleh memutasi kecuali atas izin Mendagri. Kalaupun kemudian ada regulasi lain, dengan berbagai interpretasi dan nampaknya sempat menimbulkan diskusi publik dan lain lain. Namun pada prinsipnya, saya sudah punya posisi sendiri, kalaupun mau memutasi saya tetap lapor Mendagri sajalah,” jelasnya.
Sementara itu, Pj Gubernur Ridwan juga berpendapat bahwa dirinya lebih tertarik menyoroti kaderisasi birokrasi kepada generasi muda yang kinerjanya lebih baik.
“Tidak harus membeda-bedakan orang tua atau muda, senior atau junior, selama kinerjanya bagus dan memenuhi syarat, kenapa tidak kita pikirkan kesempatan buat mereka?,” ungkapnya.
Pada sesi akhir diskusi, Pj Gubernur Ridwan mengajak masyarakat Kep. Babel untuk bersatu-padu menjadi bangsa pemenang.
“Saya mengajak kita semua untuk menjadi satu keluarga. Saya ingin mengajak kita menjadi bangsa pemenang, bukan bangsa yang kerdil. Mari kita padukan kekuatan kita untuk bertarung ke luar. Semangat ini mudah-mudahan dapat dipahami,” pungkasnya. agus priadi