Melalui GDAD, BNN Ubah Lahan Ganja Menjadi Agrowisata

oleh -1.4K views
oleh

ACEH, HR – Sebagaimana banyak kasus yang telah terungkap masuknya narkoba jenis ganja dari Aceh. Sudah banyak diketahui Aceh menjadi salah satu daerah penghasil ganja di dunia. Penanaman ganja pun dilakukan di Aceh untuk kemudian dijual di dalam negeri maupun di luar negeri.

Oleh sebab itu, Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai instansi yang memiliki tugas dalam penanganan permasalahan narkotika di Indonesia tengah berupaya membuat solusi untuk menghentikan praktek penanaman ilegal tersebut. Dengan menggandeng Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pertanian, Pemerintah Provinsi Aceh, dan instansi terkait lainnya, BNN menginisiasi sebuah Grand Desain Alternative Development (GDAD).

GDAD merupakan sebuah langkah yang dirancang oleh BNN bersama dengan kementerian/instansi terkait untuk melakukan alih fungsi lahan di Aceh yang kerap digunakan untuk menanam ganja menjadi agrowisata. Melalui program ini petani ganja di Aceh diarahkan untuk beralih menanam tanaman produktif seperti jagung, kedelai, dan sebagainya. Selain sektor pertanian, alih fungsi lahan juga akan dilakukan perikanan, dan sektor pariwisata.

Sebagai bukti keseriusan sinergitas tersebut, Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Gubernur Aceh, serta anggota DPR RI Dapil Aceh melakukan penanaman perdana pada program Alternative Development.

Penanaman dilakukan di Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh, Senin (26/2) dan di Kabupaten Bireun, Provinsi Aceh, Rabu (28/2). Keduanya merupakan pilot project dari program Alternative Development yang telah dirancang oleh BNN.

“Tujuan dari dilaksanakannya progam ini diantaranya yakni untuk mengembangan sosial budaya, mewujudkan keamanan dan ketertiban, menjaga lingkungan hidup dan kelestarian hutan, pengembangan ekonomi, menciptakan ketahanan pangan, serta pembangunan agrowisata. Pelaksanaan GDAD ini pun dibuat ke dalam tiga tahapan dalam jangka waktu 10 tahun, dimana tahapan pertama adalah pembangunan kepercayaan, kedua yaitu pengimplementasian program, dan ketiga adalah pembangunan agrowisata,” jelas Kepala BNN Budi Waseso dalam keterangan Pers yang dilansir Humas BNN.

Tentunya melalui alternative development diharapkan produksi ganja di Aceh akan menurun, diiringi dengan turunnya peredaran gelap ganja di Indonesia.

“Selain itu, dengan program ini diharapkan masyarakat Aceh memiliki produktivitas yang dapat meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan dan membangun Aceh yang bersih dari produksi ganja,” pungkasnya. igo/kornel

Tinggalkan Balasan