Kemenparekraf Sosialisasi FinBack sebagai Alternatif Perluasan Pendanaan bagi Pengusaha

oleh -13 Dilihat

BADUNG, HR – Di tengah pandemi covid-19, kalangan pengusaha khususnya UMKM mengalami dampak penurunan aktivitas ekonomi pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang mengakibatkan adanya kesulitan pengajuan pendanaan kepada pihak perbankan.

Hal ini kontradiktif dengan kebutuhan akan pembiayaan untuk dapat mempertahankan operasional usaha. Menanggapi permasalahan tersebut, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melaksanakan sosialisasi program Fintech Business Matchmaking (FinBack) di wilayah industri pariwisata dan ekonomi kreatif, Kabupaten Badung, Bali (17/11/2020). Fintech sendiri merupakan kepanjangan dari financial technology yang merujuk pada industri teknologi finansial secara garis besar.

Kegiatan yang dihadiri Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf, Hanifah Makarim, Kepala Bidang Industri Pariwisata Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Ni Nyoman Ayu Andriani, dan peserta dari pihak pengusaha dan investor bidang industri teknologi finansial tersebut bertujuan memperkenalkan teknologi fintech sebagai alternatif pembiayaan yang dapat diakses oleh pengusaha.

“Kami mengundang perwakilan sektor industri kreatif bidang kuliner, fashion, dan kriya disebabkan adanya tren positif perkembangan ketiga bidang industri tersebut. Selain itu, kami berharap para peserta dapat menjalin relasi dan kerjasama dengan calon investor yang hadir di sini,” terang Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf, Hanifah Makarim dalam sambutannya.

Selain itu, melalui media video conference, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf, Fadjar Hutomo turut menerangkan pentingnya pengetahuan terkait fintech di kalangan pengusaha.

“Pada 2020 tercatat pembiayaan melalui industri teknologi finansial mencapai Rp 128,7 Triliun, meningkat 113% (y-o-y). Hingga September 2020 terdapat 89 penyelenggara fintech yang berkontribusi sebesar Rp 9,87 Triliun pada transaksi layanan jasa keuangan Indonesia dan Rp 15,5 Triliun pada penyelenggara fintech equity crowdfunding,” jelas Fadjar.

Ia melanjutkan, bahwa dengan tingginya potensi fintech tersebut, pihaknya berharap pengusaha sektor UMKM bisa memperoleh kesempatan dan akses yang luas dalam hal pembiayaan yang dibutuhkan untuk mendukung pembangunan ekonomi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Kegiatan dilanjutkan Panel I dengan tema “Peran Pemerintah dalam Pembangunan Ekonomi di Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif” menghadirkan Plt. Koordinator Teknologi Finansial dan Modal Ventura Kemenparekraf, Dedy Ardiansyah, dan Kepala Bidang Industri Pariwisata Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Ni Nyoman Ayu Andriani.

Pada sesi tanya jawab, peserta memanfaatkan kesempatan dengan menanyakan kebijakan dan rencana regulasi dari pemerintah pusat dan daerah terkait upaya pemulihan ekonomi utamanya di tingkat UMKM.

Selanjutnya, pada Panel II dengan tema “Akses Pembiayaan melalui Fintech Business Matchmaking”, para peserta mendengarkan penjelasan teknis dari pelaku industri teknologi finansial dengan pembicara Chief Credit Officer Akseleran, Christopher Joutua, Senior Relationship Manager Investree, Devianto, dan Senior Business Development Koinworks, Muhammad Mirzan.

“Melalui sosialisasi ini, kami berharap para pengusaha dapat memperoleh alternatif pembiayaan yang lebih mudah, terjangkau, dan meningkatkan aktivitas ekonomi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” tutup Fadjar. gina

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.