Wujud Tanggung Jawab, Bupati Mas Sumantri Kunjungi Dua Bocah Yatim Piatu

oleh -1.4K views
oleh
Bupati Karangasem, I Gusti Ayu Mas Sumatri mendatangi kakak adik yatim piatu, Ni Putu Sumiati, 19, dan I Komang Gede Suarjana, 14, di pondok mereka, Banjar Tiying Seka, Desa/Kecamatan Bebandem, Karangasem, Kamis (25/5).

BALI, HR – Kakak adik yatim piatu ini pun terharu menerima kedatangan orang nomor satu di Karangasem itu. Bantuan juga mengali dari para donatur, pengusaha, dan komunitas pedulu kemanusiaan.

Bupati Mas Sumantri mengujungi kakak beradik yatim piatu itu didampingi Staf Ahli I Nengah Toya, Kepala Dinas Sosial Ni Ketut Puspa Kumari, Camat Bebandem I Gusti Ayu Sri Anjani, Kelian Banjar Tiying Seka I Wayan Puria, Ketua Karang Taruna Karangasem I Gusti Ngurah Gede Subagiarta, dan tokoh dari Desa Bebandem I Gede Agus Surya Sugiarta.

Bupati dan rombongan mengucapkan duka cita yang mendalam atas kepergian kedua orangtua kakak beradik itu. Setelah Ni Putu Sumiati mendapatkan ijazah SMAN Bebandem, Bupati Mas Sumatri menjanjikan pekerjaan.

“Nanti ibu carikan pekerjaan ya agar bisa menanggung adikmu sekolah. Jangan khawatir, masa depanmu kami selamatkan,” ungkap Bupati Mas Sumatri.

Selanjutnya Bupati Mas Sumatri menyerahkan bingkisan dan bantuan uang untuk biaya Hari Raya Galungan dan Kuningan.

“Terima kasih Ibu Bupati, terima kasih semuanya,” ucap Ni Putu Sumiati dengan nada haru.

Mereka menjadi yatim piatu setelah ayahnya, I Ketut Lepir, 48, meninggal Selasa (22/5) karena sakit kanker limpa stadium IV. Jenazah ayag mereka sudah dikubur pada Wraspati Wage Sungsang, Kamis (24/5) malam. Sedangkan ibunya Ni Wayan Luh Asih, 42, meninggal tahun 2011 karena menderita sakit TBC.

Dua bersaudara itu tinggal di tengah kebun salak di sebuah gubuk ukuran 4 meter x 3 meter tanpa lampu penerangan listrik. Tidur berdua, semula hanya beralas tikar setelah dapat sumbangan kasur dan almari plastik, ada perbaikan fasilitas tempat tidur di gubuknya itu.

Mengenai kebutuhan air, masih bisa diupayakan dari kerabatnya terdekat tetapi lampu penerangan menggunakan lampu sentir berbahan bakar minyak tanah. Sepeninggal orangtuanya Ni Putu Sumiati sempat jualan cemper. Satu suluh (satu paket dikemas dengan ditusuk) berisi 25 cemper dijual Rp 3.000.

Ayah kandungnya I Ketut Lepir jatuh sakit kanker dua kali menjalani rawat inap. Rawat inap pertama pada 2-9 April setelah menjalani operasi dengan mengeluarkan cairan, pulang dan bisa jalan. Opname kedua pada tanggal 7-14 Mei pulang dalam kondisinya semakin memburuk tidak bisa jalan, kedua pergelangan tangan dan lututnya bengkak, akhirnya meninggal di kediamannya, Selasa (22/5). Selama ini kakak sepupunya I Ketut Kusumayasa yang mengasuh kedua bersaudara itu.

“Kami sebagai pengganti orangtuanya. Sebelum ayahnya meninggal kami dititipi ayahnya untuk mengajak kedua anak ini. Syukur ada bantuan, sehingga meringankan beban kedua adik sepupu kami ini,” ucapnya. ans

Tinggalkan Balasan