JAKARTA, HR – Tempat prostitusi terselubung telah menjadi ladang rupiah bagi oknum pejabat Kota Adm Jakarta Barat, seperti Satpol PP. Lokasi prostitusi tersebut selalu luput dirazia, karena diduga ‘setoran’ uang lendir sangat menggiurkan.
Panti pijat BK Kembangan Jakbar.
insert : Walikota Jakbar, Anas Effendi |
Baru-baru ini, Pemko Jakbar gencar merazia rumah kos yang diduga tidak mengantongi izin serta rumah kos yang diduga beralih fungsi menjadi tempat mesum. Namun di sisi lain, kinerja Pemko Jakbar tersebut patut dipertanyakan, karena hanya rumah kos yang menjadi target razia. Padahal, tempat pijat plus-plus yang menjamur di kota yang dipimpin Anas Effendi sangat menjamur.
Beberapa lokasi bisnis lendir yang digandrungi di kota Anas Effendi diantaranya di areal ruko Sentra Niaga. Bisnis lendir yang diduga dikelola oleh warga keturunan Tionghoa itu sangat digandrungi pria hidung belang.
Ironisnya, lokasi itu sangat dekat dengan kantor Anas Effendi selaku Walikota Jakarta Barat. Dan selama Anas Effendi menjabat Walikota Jakbar, panti pijat plus-plus itu tidak pernah dirazia.
Lokasi lainnya, ada panti pijat Bina Keluarga (BK) Kembangan, sepanjang Jalan Mawardi I Gropet, sepanjang Jalan Daan Mogot, dan lokasi lainnya.
Lokasi yang menyediakan jasa lendir itu terbilang aman beroperasi di Kota Jakarta Barat. Bahkan, Walikota Jakbar pun tidak pernah mengeluarkan statement untuk merazia serta menindak pelaku usaha bisnis lendir tersebut.
Ustad Jamal, warga Kosambi menuturkan kepada HR, bahwa moral warga Jakbar makin rusak. Demikian juga dengan moral oknum pemerintahnya dan aparatur hukum lainnya.
Walikota Jakbar, Anas Effendi saat dikonfirmasi HR, Rabu (22/4), terkait sidak yang dilakukan terhadap kos-kosan dan permasalahan tempat panti pijat Bina Keluarga (BK), tidak memberikan komentarnya. didit/kornel