BPJN Wilayah VIII Pasang ‘Jongos’ Takuti Wartawan

oleh -493 views
oleh
BALI, HR – Sikap arogan ditunjukkan oleh seorang yang mengaku sebagai awak media Majalah Mercusuar yang diterbitkan oleh Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Wilayah VIII. Porsi tugasnya sebagai wartawan corong lembaga pemerintah justru sering melecehkan wartawan mainstream yang bekerja secara profesional dan proporsional.
Kantor BPJNW VIII Denpasar
Deny yang juga sering mengaku sebagai staf Humas di BPJN Wilayah VIII, sering melakukan intervensi terhadap tugas-tugas wartawan yang dalam materi tertentu perlu mencari informasi di BPJN Wilayah VIII atau Balai Jalan Metropolitan Denpasar.
Namun upaya menggali informasi juga sering mendapat resistensi bahkan ujaran yang tidak sepatutnya dilontarkan oleh sosok yang berprofesi sebagai wartawan.
Sikap arogan yang ditunjukkan oleh Deny menimbulkan pertanyaan, apakah BPJN Wilayah VIII sengaja memelihara oknum wartawan untuk pasang badan?
Dalam melakukan peliputan di kedua lembaga dibawah Dirjen Kementerian PU itu, HR sempat mendapatkan perlakuan tidak mengenakkan dari orang yang bernama Deny.
Ujaran yang sarat dengan kesan tak beretika sempat dilontarkannya dengan menyebut “Wartawan kayak (seperti) pengemis”. Hal itu seolah menyimpulkan, jika wartawan yang datang ke Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah VIII maupun Balai Jalan Metropolitan Denpasar adalah pengemis.
Ujaran lain yang sungguh kurang elok diucapkan adalah ketika HR datang ke kantor BPJN Wilayah VIII dan bertemu dengan Deny. Saat itu, Deny mengatakan secara lugas bahwa dirinya kerap mendapatkan aduan dari satker dan PPK di Balai Jalan Metropolitan Denpasar.
“Saya banyak mendapat keluhan dari rekan-rekan, baik Satker maupun PPK di Balai Jalan Metropolitan Denpasar, dengan ulah teman-teman wartawan yang datang meminta uang seperti pengemis,” kata Deny, sang wartawan Mercusuar pada awak media ini, Selasa (7/6/2016), di Balai.
Padahal, tujuan HR ke Balai Pelaksanaan Jalan Wilayah VIII, Tuban Bali untuk mengkonfirmasi perihal AMP yang dikeluarkan pihak BPJN. HR pun sudah melakukan prosedur yang sudah ditentukan oleh BPJN Wilayah VIII, seperti mengisi buku tamu serta tujuan.
Sikap arogan dan tak bersahabat yang ditunjukkan juga terlihat ketika ia mengatakan telah lama malang-melintang di dunia jurnalis.
“Jangankan anda media kecil, media besar pun saya akan lawan demi membela BPJN, karena mereka yang memberi saya makan,” katanya kepada HR.
Ketika HR mencoba meluruskan dan mengklarifikasi persolan itu via SMS kepada Kepala BPJN Wilayah VIII, yaitu Syaiful Anwar, tidak merespon hal tersebut.
Beda halnya dengan mantan Kabalai, Alius Susalit. Yang saat ini menempat bidang di Dirjen Bina Marga Kementerian PU. Pria yang akrab dengan media, melalui WA (whatsApp) menyayangkan sikap dari oknum wartawan Mercusuar yang terlalu arogan, apalagi terkesan pasang badan.
Melalui WA-nya, Alius Susalit malah meminta agar instansi pelayanan masyarakat, membuka diri untuk meningkatkan pelayanan publik. Memberikan informasi yang dibutuhkan agar masyarakat tahu program pemerintah. anas/kornel

Response (1)

Tinggalkan Balasan