BALI, HR – Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali nomor urut 1, Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace) menggelar kampanye terbatas di Banjar Adat Asak Kawan, Desa Pertima, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem.
Di hadapan ratusan peserta itu Koster mengaku mempunya jurus jitu memutus mata rantai kemiskinan di Kabupaten Karangasem. Menurutnya, kunci utama mengentaskan kemiskinan di Karangasem adalah dengan meningkatkan taraf hidup melalui pendidikan. Untuk itu, Koster akan membangun SMA di Karangasem tanpa biaya alias gratis.
“Nanti kita bangun SMA di sini yang mirip seperti SMA Bali Manara yang dibangun oleh Pak Gubernur Made Mangku Pastika di Buleleng. Kita akan bangun itu di Karangasem. Prioritas di Karangasem ini,” kata Koster, Senin (12/3).
Di SMA itu juga nantinya akan dibangun asrama bagi para siswanya agar fokus menimba ilmu. Segala biaya pendidikan ditanggung oleh pemerintah. Untuk tingkat lanjutan, Koster juga akan membangun Akademi Komunitas. Lahannya telah ada milik Pemerintah Provinsi Bali yang terletak di Tulamben.
“Ada tanah Pemprov Bali di sana seluas 10 hektar. Nanti Akademi Komunitas ini program pengajarannya Diploma I dan Diploma II di bidang pariwisata dan jurusan lain yang diperlukan bagi masyarakat Karangasem,” tuturnya.
“Akademi seperti itu sudah saya bangun di Gianyar tahun 2012 dan di Jembrana tahun 2015. Semua gratis. Aturannya sudah saya buat melalui UU Nomor 12 Tahun 2012,” tambah Koster.
Sementara untuk mengatasi pengangguran di Karangasem, calon gubernur yang diusung PDI Perjuangan, Hanura, PAN, PKB, PPP dan PKPI memiliki gagasan untuk menjalin kerja sama antar-pemerintah provinsi. Koster berjanji akan menjalin komunikasi dengan pemerintah daerah lainnya untuk menampung tenaga kerja dari Bali, khususnya Kabupaten Karangasem.
“Untuk membuka lapangan kerja saya akan bangun kerja sama antar-pemerintah daerah antara Bali dan pemerintah di luar Bali. Nanti kita buat nota kesepahaman antar-pemda untuk menampung tenaga kerja, menampung lulusan dari Bali,” papar dia.
Dengan begitu, Koster percaya mata rantai kemiskinan dan pengangguran di Kabupatrn Karangasem akan terentaskan dalam waktu lima tahun.
“Kalau ini berjalan masalah kemiskinan dan pengangguran di Karangasem akan selesai dalam waktu lima tahun,” tutupnya. ans