JAMBI, HR– Deputi Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah KPPN/Bappenas, Imron Bulkin menyatakan bahwa sebanyak delapan pekerjaan rumah (PR) yang harus dikerjakan Pemprov Jambi. Demikian disampaikannya pada Musrenbang RKPD Provinsi Jambi 2015 Selasa, (7/4). Delapan PR dari Bappenas itu ialah, pencapaian PDRB perkapita provinsi Jambi masih berada dibawah PDRB perkapita nasional.
Kemudian, laju pertumbuhan penduduk per tahun masih tinggi dan diatas Nasional, perlunya peningkatan dari industri pengolahan. Sebab industri pengolahan di Jambi sementara ini belum berkembang, tandas Imron. Sementara itu kontribusinya pada PDRB Jambi masih kurang dari tiga persen dan dimasa mendatang diharapkan akan lebih baik dan bisa meningkat.
PR lainnya yang harus diselesaikan Pemprov Jambi adalah, sebagian besar angkatan kerja di provinsi Jambi berpendidikan Sekolah Dasar (SD). Dengan adanya prioritas peningkatan sumber daya manusia (SDM) oleh Pemprov Jambi hal itu bisa ditingkatkan lebih baik lagi. Selain itu, uang yang tersimpan di Perbankan di Jambi banyak digunakan warga sebagai kebutuhan konsumtif.
Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) menilai, sebaiknya hal itu digunakan untuk keperluan investasi. Dalam porsi belanja modal dimana Jambi memang lebih baik dari provinsi lain, namun akan lebih baik lagi apabila porsi belanja modal dilakukan efisiensi, sehingga porsinya bisa di atas 25 persen.
“Upaya utama provinsi Jambi adalah bagaimana caranya untuk meningkatkan PDRB perkapita. Salah satunya dengan menggaet investor untuk berinvestasi di Jambi dan mengelola sumber daya alam (SDA) yang ada,” tutur Imron.
Informasi yang dihimpun HR dari berbagai sumber, untuk menggaet para investor mau berinvestasi, pihak Pemprov Jambi harus memiliki profil investasi yang lengkap, perizinan yang mudah dan singkat serta didukung dengan iklim yang kondusif.
Termasuk dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dibutuhkan SDM-SDM yang andal untuk menarik para investor ke wilayah Jambi yang bertajuk “Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah”. Selain itu jaringan infrastruktur jalan tanpa didukung dengan moda jaringan transportasi yang terintegrasi dan terpadu, nampaknya Jambi harus banyak belajar dan berbenah diri.
Begitu juga dengan produk-produk unggulan yang berorientasi pada pangsa pasar ekspor potensial, harus memiliki sertifikat internasional dan digenjot sehingga bisa bersaing di pasaran internasioal. ■ nelson/dian