Nenek Rusminah |
SUBANG, HR – Miris! Nenek Rusminah berusia sekitar 60 tahun sudah sekitar tujuh bulan tinggal di tempat sampah di Blok Rambutan, tepatnya di belakang Kantor Kelurahan Cigadung, Subang.
Sehari-hari, Rusminah tinggal di tempat sampah. Ia memanfaatkan bangunan permanen kotak sampah sebagai tempat tidur. Tumpukan sampah disulap menjadi kasur dan bantal saat dia istirahat. Bau tak sedap, dan lalat dari sampah, sudah menjadi teman setia Rusminah.
Untuk mempertahankan hidupnya, Rusminah memilah sampah yang bisa dijual. Hasilnya, ia belanjakan untuk makan. Sesekali, warga yang belas kasih kepada Rusminah, memberikan makan. “Setiap hari dia memilah sampah untuk dijual. Uangnya untuk beli makan,” kata warga setempat Heru Sutomo kepada HR.
Rusminah, tinggal di tempat sampah sejak enam bulan lalu. Ia sempat dibawa ke panti sosial di daerah Bandung. Namun, tidak beberapa lama, Rusminah sudah kembali dan menempati tempat semula.
Tidak banyak yang tahu, keluarga dan asal-usul Rusminah. Warga setempat mengetahuinya, saat dia menempati pembuangan sampah tersebut. “Kita kurang tau keluarga dan asal-usulnya, tapi sudah lama tinggal di sini,” katanya.
Informasi yang dihimpun, Rusminah semula sempat mengontrak rumah kostan dan berjualan tahu. Namun karena tidak memiliki biaya untuk bayar kosatan, ia terusir dan mencari tempat alternatif lain. “Tidak punya uang jadi tinggal di sini,” kata Rusminah.
Lurah Cigadung, Subang, Yuli Merdekawati mengatakan pihaknya sudah berusaha membujuk Rusminah untuk tinggal di kediamannya atau kantor kelurahan. Namun ajakan itu, klaim Yuli, ditolak Rusminah.
Bahkan, kata Yuli, ia bersama Dinas Sosial Subang sempat membawa Rusminah ke Wisma Jompo, di Bandung. Hanya saja ia hanya beberapa hari saja di Bandung dan kembali ke tempat semula. “Mungkin ada yang nganterin, tapi waktu kami konfirmasi ke wisma itu mak Erum kabur dari wisma,” kata Yuli. ■ yudi/asep yd