Menko Zulhas Dorong Smart Agroforestry, Serahkan 7.000 Bibit Kopi-Kakao untuk Petani Lampung Selatan

WhatsApp Image 2025 12 02 at 16.11.31
Dukungan Pemerintah dan Negara Sahabat Perkuat Transformasi Agroforestry

LAMSEL, HR – Upaya memperkuat ketahanan pangan dan mengembangkan perkebunan berkelanjutan di Kabupaten Lampung Selatan mendapat dukungan signifikan dari pemerintah pusat. Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menyerahkan 7.000 bibit kopi dan kakao kepada para petani sebagai langkah nyata percepatan penerapan Smart Agroforestry.

Penyerahan bibit berlangsung dalam agenda Dialog bertema “Partisipasi Pengelolaan Smart Agro Forestry dalam Mendorong Kebijakan Inovasi melalui Kolaborasi Inter-Generasi” di Aula SMA Kebangsaan, Kecamatan Penengahan, Senin (2/12/2025). Acara tersebut dihadiri Bupati Lampung Selatan Radityo Egi Pratama, Wakil Bupati M. Syaiful Anwar, Forkopimda, Sekda Supriyanto, akademisi, mahasiswa, serta kelompok tani.

Bacaan Lainnya

Momentum ini semakin bermakna dengan hadirnya perwakilan negara sahabat, termasuk Duta Besar Kerajaan Norwegia untuk Indonesia, yang menyatakan dukungan penuh terhadap penguatan agroforestry di Lampung Selatan.

Menko Zulhas menyerahkan 7.000 bibit kopi dan kakao untuk mendorong Smart Agroforestry di Lampung Selatan
Menko Zulhas menyerahkan 7.000 bibit kopi dan kakao untuk mendorong Smart Agroforestry di Lampung Selatan

Dalam dialog utama, Menko Zulkifli Hasan menegaskan bahwa pemberian bibit bukan sekadar bantuan, tetapi bagian dari strategi peningkatan pendapatan petani sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

“Lahan-lahan kosong akan kita dorong untuk ditanami komoditas produktif seperti kopi dan kakao. Bibit kita bantu agar petani bisa meningkatkan pendapatan sambil menjaga kelestarian alam,” jelasnya.

Dukungan internasional juga mengalir. Perwakilan Kedutaan Besar Norwegia, Dewi Tresya, menyampaikan apresiasi atas peran masyarakat lokal dalam pengelolaan agroforestry di Lampung Selatan.

“Program ini mendorong pertanian dan perkebunan berkelanjutan dengan pendekatan kehutanan sosial. Tujuannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga alam,” ujarnya.

Dewi juga membagikan pengalamannya saat mengunjungi Desa Way Kalam, Kecamatan Penengahan, yang dinilainya berhasil mengintegrasikan konservasi hutan dengan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.

“Kami melihat bagaimana hutan dijaga dan dikelola secara inklusif, memberikan kontribusi nyata bagi kesejahteraan dan ketahanan pangan. Ini kekayaan besar untuk Indonesia,” tambahnya.

Pemerintah menilai bahwa kolaborasi lintas sektor—pemerintah pusat dan daerah, akademisi, komunitas, serta generasi muda—menjadi kunci mempercepat transformasi menuju Smart Agroforestry berbasis teknologi dan keberlanjutan.

Kegiatan ditutup dengan sesi diskusi interaktif dan pembagian 7.000 bibit kopi-kakao untuk petani sebagai langkah awal memperluas kawasan agroforestry produktif di Kabupaten Lampung Selatan. santi

[rss_custom_reader]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *