JAKARTA, HR – Dalam rangka mewujudkan pengelolaan data yang efektif, efisien dan akurat Ditjen Bimas Buddha menggelar Workshop Pemutahiran Data pusat dan daerah yang di ikuti oleh 104 peserta terdiri dari pengelola data pusat dan daerah di Grand Tjokro Hotel, Jakarta, Rabu (8-10/6/16).
Sekretaris Ditjen Bimas Buddha, Caliadi. |
Sekretaris Ditjen Bimas Buddha Caliadi dalam sambutannya menegaskan di era IT, pengelolaan dan pemanfaatan data dan system informasi merupakan sebuah keniscayaan. Peranan Ditjen Bimas Buddha sebagai pengabdi masyarakat sangat memerlukan tersedianya pelayanan publik bagi masyarakat Buddha yang didukung oleh data dan sistem informasi yang lengkap dan akurat, akuntabel, rapi, terintegrasi serta tepat waktu, katanya.
Lebih lanjut Caliadi menyampaikan bahwa Pembimas Buddha, Kasi/Penyelenggara, Sekolah Tinggi Agama Buddha merupakan ujung tombak penginputan sumber data mentah kemudian diolah menjadi informasi yang bermanfaat disajikan kepada masyarakat Buddha dalam bentuk publikasi statistik, sistem informasi eksekutif maupun website. Publikasi statistic seperti buku data, leaflet, direktori, buku saku dapat dimanfaatkan secara internal maupun eksternal institusi. Sistem Informasi Eksekutif bermanfaat untuk pengambilan kebijakan pimpinan sedangkan website merupakan layanan informasi publik bagi masyarakat Buddha.
Untuk itu diharapkan dalam pengelolaan data “Menerapkan kebijakan satu pintu (terintegrasi) dalam pelaksanaan pendataan melalui aplikasi Sisfo Bimas Buddha” tegasnya. Karena Sistem Informasi Bimas Buddha merupakan:
1. Instrumen penjaringan data pokok di lingkungan Ditjen Bimas Buddha yang berisi data penyuluhan, data pendidikan dasar menengah, data kelembagaan dan data kepegawaian;
2. Pengelolaan data yang dihasilkan Aplikasi Sisfo akan dijadikan dasar acuan dalam perencanaan program dan anggaran Ditjen Bimas Buddha;
3. Hasil pengelolaan data dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan guna memenuhi kebutuhan internal maupun lembaga terkait dalam hal pengambilan kebijakan.
Di akhir sambutannya Caliadi menyampaikan pentingnya komunikasi dan saling kerjasama serta koordinasi intensif di antara jajarannya dalam hal pengelolaan data dan sistem informasi. Informasi yang valid, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan merupakan syarat mutlak untuk mendukung pelayanaan masyarakat Buddha yang handal.
Lebih lanjut Caliadi menekankan pentingnya merubah mindset bahwasannya saat ini pemerintah telah berorientasi pada kebijakan money follow program prioritas. Kebijakan tidak lagi bisa “asal pukul rata” melainkan harus mengarah pada kebermanfaatan umat. Pembagian anggaran bukan lagi menurut porsi jumlah umat yang dilayani melainkan bagaimana program yang dilaksanakan dapat menyetuh kepada kebermanfaatan dan kebutuhan masyarakat. tim