MAJALENGKA, HR – LSM GMBI Majalengka datangi Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Majalengka untuk beraudiensi, Selasa (31/07).
Dalam audiensinya itu, GMBI Majalengka menyampaikan beberapa poin penting tentang keluhan-keluhan masyarakat terkait dengan berdirinya Kampung Air yang terletak di Desa Sukadana Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka ada sebagian masyarakat merasa terkekang atau kebebasannya terganggu.
Aktivitas masyarakat yang hendak pergi ke ladang atau kebunnya jadi terganggu semenjak adanya Kampung Air, sebab akses jalan tersebut terhalang dan mesti menunggu tempat wisata itu buka terlebih dahulu, ujar Tarkim Budiarto Sekretaris II LSM GMBI sekaligus koordinator lapangan.
“Kebiasaan masyarakat di sana, biasanya habis subuh atau jam 6 pagi itu sudah pergi ke lahan. Nah, dengan terbangunnya Kampung Air ada sebagian masyarakat yang harus menunggu kampung air itu buka, baru bisa masuk ke lahan (kebun) tempat mereka bekerja,” terangnya.
Di samping itu, masyarakat sekitar merasa kekurangan air karena volume air sebagian besar tertampung di wisata air itu dan di bagian atas ada makam sejarah diharapkan keberadaannya jangan sampai terganggu.
Dengan adanya beberapa keluhan itu, sambung Tarkim, pihaknya menyampaikan dan meminta melalui Dinas Parbud Kab. Majalengka agar kepada pengelola Kampung Air membuat fasilitas atau jalan untuk akses masyarakat menuju tempat mereka beraktivitas seperti biasanya tanpa harus menunggu bersamaan waktunya Kampung Air buka terlebih dahulu.
“Intinya, kami berharap dengan berdirinya Kampung Air ini justru lebih bisa berimbas kepadal taraf kesejahteraan sekaligus dapat mengangkat perekonomian masyarakat sekitarnya bukan sebaliknya atau merasa terkekang,” ungkapnya.
Sementara Kepala Parbud Kab Majalengka, Gatot Sulaeman menyatakan, pihaknya akan mengomunikasikan hal tersebut kepada pengelola agar akses masyarakat baik ke tempat mereka beraktivitas maupun berziarah ada dan tidak terganggu serta dapat memberdayakan masyarakat sekitar. lintong situmorang