MELAWI, HR – Sekolah jarak jauh Dusun Keluas Meniba yang jauh dari sekolah induk SDN No 05 Landau Tubun Kec Tanah Pinoh Barat, sangat membutuhkan perhatian terkait sarana dan prasarananya.
Ternyata masih ada di Kabupaten Melawi, Kalbar, bangunan sekolah yang sangat memprihatinkan. Salah satunya adalah SD Jarak Jauh Dusun Keluas Meniba, Desa Harapan Jaya, Tanah Pinoh Barat.
Sekolah ini dibangun secara swadaya oleh warga diluar menggunakan dana apapun. Tentunya dengan sangat dibawah standar kesederhanaan, seperti yang diperlihatkan dan ditemukan oleh HR. Sekolah itu hanya ada satu lokal, tanpa jendela dan pintu.
Sekolah yang menginduk ke SD Negeri 05 Landau Tubun ini sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah dan dinas terkait. Karena semua ini warga lakukan hanya untuk kepentingan anak-anak mereka demi menimba ilmu, walaupun harus menggunakan atap daun, dindingnya kulit kayu, sedangkan lantainya langsung tanah.
Sementara papan tulisnya menggunakan papan pengumuman di Kantor Desa,” kata Sudarmono, Kepala Desa Harapan Jaya, saat ditemui wartawan, Selasa (01/05/2018).
Bangunan SD yang mulai beroperasi sejak akhir tahun 2016 ini hanya berukuran 4×6 meter untuk menampung 12 murid kelas I.
“Gurunya dua orang, yakni guru umum dan agama. Keduanya masih honor, dibiayai dengan Dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah),” ungkap Sudarmono.
Mendirikan SD Jarak Jauh tersebut, kata Sudarmono memang atas permintaan warga serta orang tua murid setempat dan didukung sekolah induk. Dasar pertimbangan secara kemanusiaan.
“Sebab, jika anak-anak dari Dusun tersebut bersekolah ke SD Negeri 5 Landau Tubun, harus menempuh jarak 6 kilometer, melewati hutan,” jelasnya.
Sudarmono menambahkan, Dusun Keluas Meniba tersebut hanya berisikan 41 Kepala Keluarga (KK) dan tidak seorangpun yang tamat SD. Tetapi keinginan tinggi mereka untuk menyekolahkan anak-anaknya sangat luar biasa.
Kondisi ini mengundang perhatian berbagai pihak yang ada di desa setempat, dan tidak ingin membiarkan generasi anak bangsa terus-terusan putus sekolah, bahkan tidak merasa kesetaraan pendidikan yang dirasakan oleh daerah lain. Kebutuhan pendidikan anak-anak harus diperhatikan. Sebab suksesnya pendidikan juga menunjukkan kesuksesan dalam pembangunan.
Masyarakat secara swadaya membangun lokal tanpa pintu dan jendela untuk murid kelas I. Menurut salah satu warga, hal itu adalah satu-satunya pilihan yang paling tepat, mengingat jauhnya jarak tempuh ke sekolah induknya.
Menurut M Fahri, ini salah satu kepedulian orang tua terhadap pendidikan. Sementara di daerah lain, bukti masih banyak gedung sekolah yang di bangun di lokasi yang kurang tepat. Dalam arti kata, lokasinya tidak strategis. Sehingga tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal dalam penerimaan peserta didiknya.
Melihat semangat warga dusun tersebut, Kades Sudarmono pun akan membantu proses belajar mengajar di SD Jarak Jauh tersebut. “Kita rencanakan untuk membantu honor dua guru di sekolah tersebut, menggunakan Dana Desa,” katanya.
Dia juga berharap Pemkab Melawi dan propinsi bisa membangun gedung SD yang representatif di Dusun Keluas Meniba. Bahkan masyarakat sudah menyiapkan lahan untuk dihibahkan sebagai lokasi pembangunan gedung sekolah tersebut,” Ujar Usman Saad. abd