Tanjung Priok Diminta Bangun Gudang Konsolidator Kargo

oleh -545 views
oleh
JAKARTA, HR – Pebisnis mengusulkan agar Pelabuhan Tanjung Priok memiliki fasilitas kawasan khusus berupa lapangan atau gudang konsolidator kargo berstatus less than container load (LCL) terintegrasi dengan layanan dokumen satu atap dalam kapasitas besar.
Pasalnya, selama ini fasilitas gudang CFS (container freight station) untuk penanganan barang impor berstatus LCL masih tersebar dibeberapa lokasi lapangan dikawasan lini 2 pelabuhan Priok.
“Idealnya ada kawasan khusus bersifat layanan satu atap dan terintegrasi untuk barang LCL cargo di Priok. Supaya konsolidasi barang lebih cepat dan efisien,”ujar Wisnu Waskita, Bussiness Development PT Agung Raya, salah satu operator tempat penimbunan sementara (TPS) di Pelabuhan Priok, kepada wartawan, Rabu (1 Juli 2015).
Dia meyakini dengan adanya fasilitas kawasan terpadu penanganan kargo LCL bakal efektif menurunkan masa inap barang/kontener (dwelling time) di Pelabuhan Priok yang saat ini rata-rata masih 5,7 hari. Kargo impor berstatus LCL merupakan kargo yang dimiliki lebih dari satu importir yang dimuat dalam satu kontener berukuran 20 kaki maupun 40 kaki.
Wisnu mengatakan, upaya dalam menurunkan dwelling time Priok itu juga harus dengan jalan membenahi lfasilitas dan ayanan kargo LCL di CFS, sebab umumnya kargo berstatus LCL adalah bahan baku.
Sebab, kata dia, jika kargo impor LCL yang merupakan bahan baku tersebut lama dikeluarkan dari gudang CFS maka produksi untuk barang impor yang berstatus full container load juga akan lama dikeluarkan dari pelabuhan.
“Itulah kenapa Singapore dan sejumlah pelabuhan di luar negeri membuat CFS Centre sehingga dwelling time bisa di minimalisasikan,” ujar dia. ■krisman

Tinggalkan Balasan