Sutarman Perjelas Sarannya kepada Jarot,
Warga Tempunak Setujui Jarot Mundur

oleh -731 views
Sutarman

SINTANG, HR – Gencarnya desakan mundur dr H Jarot Winarno dari kursi bupati Sintang Kalimantan Barat, karena sakit yang dideritanya, menuai pro dan kontra.

Yang pro menyebut Jarot sedang berobat dan masih bisa bicara, sementara yang kontra menyebut, benar masih berobat tapi sembuhnya mungkin lama.

Kenapa, karena penyakit bupati stroke, sehingga tidak mungkin sembuhnya cepat, dan sudah berkali-kali, paling tidak ini kalimat sering terucap dibanyak tempat di sana.

Bagi yang pro, mengutip kembali pernyataan dr Hery Shinto Linoh, Kadis Kesehatan daerah itu beberapa waktu lalu menyatakan, bahwa bupati Jarot berobat butuh waktu dua minggu untuk pemulihan.

Sementara yang kontra menjawab OK, Hari ini (7/9) bupati berobat sudah masuk 1 minggu, berarti kita tunggu minggu depan yakni tgl 14/9 apakah benar bupati sembuh dan bisa bekerja.

Bila benar bupati Jarot sembuh syukur, tetapi bila tidak, maka masyarakat yang pro janganlah membela / memaksa dia tetap bupati dalam keadaan sakit.

Demikian tokoh pemuda Sintang Sutarman (46) mengatakan hal ini, menanggapi kembali komentar sejumlah pihak atas sarannya kepada bupati Jarot untuk mundur (3/9) di media ini.

Tokoh pemuda yang dikenal kritis itu, setelah sarannya tersebut memang banyak pihak kaget bahkan menuding sarannya itu tidak beretika dan bisa membuat Sintang gaduh.

Karenanya, melalui media ini (7/9), Sutarman ingin kembali tegaskan bahwa apa yang ia sarankan kepada bupati Jarot jauh lebih beretika karena alasan memperhatikan perkembangan kesehatannya.

“Saya tidak ada sebutkan, bupati Jarot karena terduga korupsi, tidak mampu bina umat bergama, pembangunan tidak sesuai janji kampanye, dan kurangnya dukungan proses hukum sejumlah kades terindikasi korupsi.
Saya semata-mata murni melihat perkembangan kesehatannya maka saran itu saya sampaikan lewat media,” lanjutnya.

Tokoh pemuda penggiat seni budaya daerah itu kemudian sebut, ada yang menuding dirinya tidak beretika atas sarannya, salah besar.

Sutarman malah balik sebut, yang pro Jarot-lah yang tega bila memaksakan Jarot tetap laksanakan tugas bupati padahal ia sakit-sakitan.

Sutarman bahkan mengulangi kembali alasan-alasannya melempar saran itu berdasarkan fakta yakni, bupati Jarot sejak dilantik untuk 2 periode, lebih banyak sakit.

Itu terbukti dari seringnya bupati mendelegasikan tugasnya kepada wakil bupati, sekda dan asisten untuk menghadiri acara-acara dan rapat-rapat penting termasuk di DPRD.

Terakhir yang mencetak sejarah ketika perayaan HUT RI ke 76/2021, bupati wakil bupati tidak bisa hadir karena sakit.

Jadi, kepada kawan-kawan pemuda dan masyarakat Sintang, janganlah membaca saran saya mundur kepada bupati dari satu sisi saja, atau dianggab mengeruhkan air.

Tujuan saya jelas, supaya Sintang cepat membangun, sebab tahun 2020 – 2021 belum ada pembangunan yang berjalan/ berarti di Sintang.
Contoh, beberapa paket yang sudah di lelang di daerah Sepauk – Tempunak, namun sampai hari ini belum terlaksana, mungkin ada menyangkut keputusan bupati dan sebagainya, tapi faktanya, masyarakat disana sudah mengeluh.

Bahkan, warga disana sudah mengancam apabila sampai bulan September ini tidak dilaksanakan, maka warga akan menutup jalan tersebut, atau mungkin bisa demo ke kantor bupati.

Ini, supaya diketahui saja. Sudah viral di group whatsApp masyarakat Sintang. Kab Sintang sudah jauh tertinggal dari kabupaten lain sementara Sintang punya SDM banyak yang mumpuni gantikan Jarot, ujarnya.

Soal wakil bupati yang naik jadi bupati, ketika bupati mundur, itu ada aturannya baik aturan partai, karena itu saya tegaskan, saya tidak masuk ke ranah itu.

“Saya memang paham UU dan aturan yang mengatur bupati berhalangan tetap, tapi saya tidak urusi hal itu,” tegasnya.

“Saya hanya fokus saja, bagaimana bupati supaya sehat, tidak lain harus fokus berobat dan mundur dulu dari jabatan bupati,” timpalnya.

Jadi, mundur dari jabatan karena sakit bukan hal memalukan, dan sebagai seorang gentleman/politikus, mundur karena sakit jauh lebih terhormat.

“Saya menyarankan mundur dengan terhormat, bukan dengan demo atau cara lainnya, saya melakukan cara itu justru supaya Sintang kondusif, itu-pun kalau bupati berbesar hati,” ujarnya lagi.

Sutarman kemudian sebut, bupati Jarot sendiri Ia yakni jabatan bukan segalanya, justru yang Sutarman khawatirkan adalah orang di kiri-kanannya yang mengingini Jarot terus menjabat walau sakit-sakitan.
Karena itu harapnya, marilah masyarakat Sintang bersatu, sama-sama minta bupati Jarot mundur demi kesehatannya.

Sama-sama minta tokoh masyarakat, dewan, partai pengusung, KPU, untuk segera berdisakusi keluarkan keputusan berhalangan tetap bagi bupati Jarot.

“Kalau masih ada warga bersikap memaksakan beliau jabat bupati dalam keadaan sakit, itu yang jadi pertanyaan,” tutupnya.

Di waktu berbeda, Solihun (57) dan H. Tarmuji, masing-masing warga kecamatan Tempunak, menyikapi informasi permintaan mundur bupati Jarot karena sakit, baik menurut mereka.

Mundur memang lebih baik, daripada pikiran beliau terkuras, pikirkan Sintang yang kini carut-marut.
Apalagi masalah Akhmadiyah ini, kami di Tempunak ini sedih, padahal bupati Jarot mengetahui persis pembangunannya, ungkap warga ini.

Percaya saja, meski program kerja bupati Sintang 2021 – 2026 belum nampak, tapi oleh penggantinya pasti merealisasikannya, yang penting mundur saja dulu, pinta warga ini.
Warga ini juga mengakui, mengetahui bupati Jarot stroke, mulai bulan bulan Juli lalu. tim

Tinggalkan Balasan