Proyek Saluran Rp 400 juta Diduga Gagal Fungsi, Imam Prasetyo: Menggunakan 2 Metedo Box Culvert Beton dan U-ditch

oleh -346 views
Jalan Raya Rawa Buaya RW01 yang dikerjakan PT PHM.

JAKARTA, HR – Pekerjaan proyek saluran yang berada dijalan Rawa Buaya, Kelurahan Rawa Buaya, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, diduga tidak sesuai fungsinya, proyek yang mengunakan Anggaran Perbelanjaan Belanja Daerah (APBD) disinyalir dikerjakan asal jadi.

Ditemui di ruangannya, Kasie Pemeliharaan Sistem Pengendali Banjir Air Baku Air Bersih dan Air Limbah Suku Dinas SDA Jakarta Barat, Imam Prasetyo mengatakan, pekerjaan saluran jalan Rawa Buaya, sepanjang 140 m,  70 m, menggunakan Box Culvert Beton 70 m dan menggunakan U-ditch, dengan anggaran lebih kurang Rp. 400 Juta melalau E-Katalog.


“Itu pekerjaan saluran memakai 2 metedo, menggunakan Box Culvert beton dan U-ditch,” ujar Imam Prasetyo diruang kerjanya, Selasa (14/09/21).

Proyek saluran air tersebut dikerjakan PT  Pangidho Ham Mbue (PHM) melalui E-Katalog, air hujan yang dijalan tidak bisa masuk kedalam saluran yang baru dikerjakan, karena saluran yang memakai Box Culvert, beton tertutup rapat dengan coran.

Imam menambahkan, memang gambarnya begitu, untuk idealnya saluran itu terbuka seperti sungai.

“Untuk saluran itu idealnya terbuka, tapi untuk menjamin demi kenyamanan warga kita memakai Box Culvert Beton, memang itu kurang maksimal fungsinya, nanti kita akan sampaikan sama kontraktor, untuk membuka jalan air pada saluran tersebut jangan ditutup gitu semua,” kata Imam.

Kondisi beton yang baru dicor dan sekarang sudah terkelupas.

Masih dikatakan Imam, tidak adanya standar kwalitas (K), untuk coran sebagai penutup Box Culvert, sudah mulai terkelupas pada beton tersebut.

Bahkan,  pasir dan batu kerikil yang dipakai pada saat menutup Box Culvert beton sudah mulai ngelupas atau banggun, Imam Prasetio menjelaskan, kalau semua coran itu memang tidak ada Standar pada kwalitas (K), beton untuk penutup Box Culvert beton maupun untuk U-ditch.

“Karena E-Katalog, memang untuk standar kwalitas (K), beton tersebut tidak ada sebagai panduan atau pedoman,” jelasnya.

Dihubungi terpisah, melalui telepon selulernya, Konsultan Perencana Ir Syamsudin mengungkapkan, tentang saulran jalan Rawa Buaya, seharusnya saluran itu berfungsi untuk penampungan air hujan maupun air dari rumah warga, kalau saluran itu cuman menampung air, atau mengaliri air dari hulu ke hilir, gak perlu dibikin saluran karena air otomatis mengalir ketempat yang lebih rendah.

“Fungsi saluran itu menampung air hujan dan menampung air dari pemukiman warga, jadi kalau air hujan tidak bisa masuk ke saluran, berarti saluran tersebut gagal fungsi,” ungkapnya Selasa (14/09/21).

Dalam pekerjaan melalui E-katalog, harga itu global, persatu yunit harganya, tapi, untuk menentukan harga global ada harga masing-masing, yang dihitung sebelum diglobalkan harganya.

“Semua itu ada harga dan kwalitas (K), pada beton tersebut, kalau tidak ada kwalitas (K), bagaiman mereka bisa menentukan harganya ,” ujarnya. tim/red

Tinggalkan Balasan