MUARA TEWEH, HR – Adanya pekerjaan pemasangan tiang listrik beton guna perluasan jaringan listrik di Muara Teweh menimbulkan kekhawatiran bagi warga di sekitar pekerjaan. Pasalnya, warga menemukan adanya tiang-tiang beton dalam keadaan retak.
Tiang listrik beton yang retak
|
Bahkan, menurut warga, MH, keretakan pada tiang-tiang listrik tersebut, kemungkinan diakibatkan teknik proses penurunan tiang dari truk ke jalan beton di areal permukiman warga. Setiap dilakukan penurunan tiang ke jalan beton, selalu menimbulkan suara keras, akibat beradunya tiang listrik (juga terbuat dari beton) dengan jalan beton.
Dijelaskannya, bahwa tiang-tiang listrik beton yang di atas truck ditahan ataupun diikatkan dengan mobil pick up, kemudian truck pengangkut bergerak ke depan, sehingga tiang listrik bergeser sedikit demi sedikit hingga jatuh ke jalan beton. Teknik penurunan seperti itulah yang menimbulkan suara gelegar.
Anehnya, Pramono dan Heri yang menjadi Kepala Penanggungjawab Tehnik di PLN Ranting Muara Teweh tidak bersedia untuk dikonfirmasi. Sebaliknya, untuk meminta keterangan dari PLN setempat, diutus seorang personil administrasi, Iskandar.
Dijelaskan Iskandar, bahwa proses cara peletakan matrial tiang listrik beton seharusnya diletakkan dengan menggunakan four klip, sehingga tidak ada kerusakan ataupun keretakan pada bagian tiang beton listrik, serta tidak menimbulkan bunyi keras, mengingat bahwa rata-rata tiang listrik beton memiliki berat 200 kilogram lebih.
Ironisnya, ketika ditanyakan perusahaan yang menjadi rekanan dari PLN ranting Muara Teweh untuk pekerjaan perluasan jaringan listrik yang sedang dikerjakan, hanya bisa menjawab bahwa perusahaannya berkantor pusat di Jawa, dan pihak PLN setempat tidak mengetahui persisnya di Jawa mana.
Tiang listrik beton yang retak
|
Namun dijelaskannya bahwa tiang listrik beton yang digunakan untuk perluasan jaringan listrik di Muara Teweh adalah produksi PT Kalak, sekaligus diberi kepercayaan untuk pekerjaan pemasangan tiang dan penyambungan kabel listrik di Muara Teweh.
Lain halnya dengan Husen, pekerja pemasangan tiang listrik beton, ketika ditemui HR dilapangan, membenarkan apa yang menjadi keluhan warga. Husen mengakui bahwa mereka bekerja tergesa-gesa karena mengejar waktu. Bahkan, dirinya pun ragu tentang jarak antar tiang yang mencapai 60 meter.
Menurut Husen, berdasarkan pengalamannya, jarak 60 meter itu dinilai sangat jauh. Husen juga mengakui bahwa para pekerja ini adalah bekerja pada PT Kalak yang berpusat di Banjarmasin Kalimantan Selatan. Keterangan Husen jelas tidak sinkron dengan keterangan pihak Kantor PLN Ranting Muara Teweh, Iskandar.
Husen menambahkan bahwa mereka hanya pekerja yang didatangkan oleh PT Kalak dari Pulau Jawa, dan mereka bekerja tanpa pendampingan dari pihak PT Kalak ataupun PLN Ranting Muara Teweh. mangatur ps
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});