MUARA TEWEH, HR – Komisi C DPRD Kalimantan Tengah bersama Wakil Bupati Barito Utara Sugianto Panala Putra SH dalam pembahasan masalah kesehatan dihadapan para wakil rakyat Provinsi Kalimantan Tengah ini, Wabup Barito Utara, Sugianto Panala, menginformasikan soal kemajuan pembangunan RSUD Muara Teweh di Aula Setda Kab Barito Utara, Kamis (21/03/2019).
Sugianto menjelaskan, pada tahun 2019 ini, Pemprov Kalteng telah mengalokasikan dana hibah untu pembangunan totalnya Rp 25 miliar, dana itu digunakan untuk menyelesaikan fasilitas kesehatan.
Sementara, Wakil Ketua Komisi C DPRD Kalteng Reza Fahroni juga mengungkapkan hal sama. Saai ini, diakui dia, Pemprov Kalteng telah menggelontorkan dana hibah untuk penyelesaian pembangunan RSUD Muara Teweh.
“Makanya kami datang ke Muara Teweh, untuk memantau langsung ke lokasi, untuk mengetahui kesiapan SDM serta tingkat layanan RSUD Muara Teweh bagi Warga Barito Utara dan sekitarnya,” kata Reza Fahroni.
Ia menambahkan, dalam Kalteng Beringas erat hubunganya dengan program pemerintah pusat (JKN) Jaminan Kesehatan Nasional, sementara untuk peserta di Kalteng, Kab Barito Utara kebagian 3.190 peserta dari kuota 90.580 peserta yang telah disiapkan.
“Dengan terjun langsung ke lapangan, kami mengetahui secara langsung fakta dilapangan dan dapat berdiskusi dengan pemerintah daerah,” paparnya.
Legislator PAN ini mengakui dilihat dari data BPJS kesehatan, hanya ada lima yang telah siap distribusi pemetaan dan sebagainya, berhubung dengan dana hiba Rp 25 miliar, DPRD Kalteng berhak mengetahui apa saja yang digunakan Pemkab Barito Utara dalam penyelesaian Rumah Sakit.
“Terpenting keberadaan RSUD Muara Teweh, sesuai misinya dapat menjadi Rumah sakit rujukan di daerah aliran sungai Barito, terutama bagi Kabupaten tetangga terdekat,” ucap Reza.
Senada dengan itu juga, anggota Komisi C DPRD Kalteng Ina Prayawati juga mempertanyakan soal kondisi RSUD Muara Teweh, sejauhmana kesiapan SDM medis dan manejemen dalam melayani masyarakat.
“Bagaimana dengan Dokter spesialis atau tenaga ahli yang ditugaskan di RSUD Muara Teweh, sebagai rumah sakit rujukan di DAS (Daerah Aliran Sungai) Barito, ini menyangkut layanan publik,” jelas Ina.
Perwakilan manejemen RSUD Muara Teweh dr Fahmi Fauzi, mengungkapkan, bahwa saat ini pelayanan medis spesialis penunjang medis merupakan kegiatan yang padat modal. “Apalagi, ada rencana peningkatan Tipe RSUD Muara Teweh, sehingga peningkatan profesionalisme pegawai dan civitas akademika perlu padat modal, pembenahan harus dilakukan menyeluruh agar tipe rumah sakit ini meningkat,” ujar Fahmi. mps