BANDUNG, HR – Mulai Rabu dini hari atau 22 April 2020 ini wilayah Bandung Raya yang meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi dan Kabupaten Sumedang. Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akan diberlakukan. Dengan begitu segala kegiatan dan aktivitas sosial masyarakat dibatasi, bekerja, sekolah, beribadah, berbelanja semua dihentikan kecuali beberapa aktivitas penunjang kehidupan.
“Tetapi sangat disayangkan penerapan pembatasan sosial berskala besar ini tidak diikuti dengan hadirnya pemerintah di tengah masyarakat,” demikian disesalkan Wakil Ketua Fraksi partai Gerindra Persatuan DPRD Provinsi Jawa Barat Drs. H. Daddy Rohanady, melalui telephone selularnya terkait penerapan PSBB di wilayah Bandung raya, Sabtu (18/04/2020).
Dia hanya bicara retorika belaka, hal-hal yang tidak terjangkau, diluar pikiran masyarakat. Dalam kenyataan masyarakat melihat jalanan sepi, toko toko tutup, anak sekolah belajar di rumah orang kantoran kerja di rumah.
“Seolah-oleh akan terjadi tindakan yang besar. Seolah-olah akan ada larangan yang super ketat, dan mereka nantinya tidak akan bisa keluar rumah,” sebutnya.
Politisi yang telah dipercaya warga Cirebon-Indramayu untuk mewakili mereka di Pemerintahan Provinsi Jabar ini mempertanyakan. Soal pendataan non data terpadu kesejahteraan sosial (non DTKS).
Pemerintah tidak secara terbuka, membuka informasi soal data non DTKS, akhirnya masyarakat akan menyimpulkan sendiri, apakah mereka akan mendapatkan bantuan atau tidak.
“Akibatnya, mereka menyimpulkan sendiri bahwa mereka tak akan dapat bantuan apapun. Jadi dengan terpaksa harus memenuhi kebutuhan sembako di rumahnya,” ujarnya.
Kondisi ini, semakin diperparah dengan lamanya waktu PSBB. Mereka yang punya duit yang sebelumnya hanya belanja harian, bisa berhitung untuk belanja untuk kebutuhan selama dua minggu. Lalu bagaimana dengan mereka yang berpenghasilan tidak tetap, pekerja atau buruh harian lepas yang kehilangan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bisa bisa terpuruk karena kebijakan bukan karena pandeminya sendiri. horaz