Melawan Pemecah-belah Bangsa atau Diam Menunggu Kehancuran

oleh -40 Dilihat
oleh
Oleh: Yayong Waryono
Indonesia banyak diramal oleh dunia Barat akan mengalami perpecahan atau akan terpecah menjadi beberapa negara. Pertanyaan kita adalah apakah itu sebuah ramalan ataukah sebuah skenario? Mungkin jika kita melihat bahwa itu adalah sebuah ramalan, mungkin dasar ramalannya adalah karena Indonesia terdiri atas banyak pulau,banyak suku, agama dan golongan yang rentan terjadinya konflik. Lalu jika kita melihatnya sebagai sebuah skenario asing, alasan apa yang membuat asing ingin menghancurkan Indonesia?
Pertama Indonesia memiliki sumnber daya alam yang melimpah, yang akan lebih mudah dikuasai jika Indonesia dipecah menjadi beberapa negara baru. Asing membuat kesepakatan dengan tokoh lokal untuk memisahkan diri dari RI dengan kompensasi pengelolaan sumber daya alam.
Kedua, Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia, yang memiliki potensi menjadi negara besar, sehingga jika di pecah maka akan mengurangi salah satu ancaman persaingan, baik persaingan regional ASEAN, Asia maupun persaingan global.
Ketiga adalah terjadinya persaingan global antara dua negara besar yaitu USA dan RRC yang masing masing berebut pengaruh terhadapa negara negara lain untuk menjadi sekutu atau mitra strategis.
Bagaimana cara paling mudah menghancurkan Indonesia? Yaitu dengan strategi adu domba. Belanda sukses menjajah Indonesia selama kurang lebih 350 tahun lamanya, salah satu stratgei yang digunakan adalah politik adu domba (devide et impera). Letak geografis Indonesia yang terdiri dari banyak pulau, kemajemukan masyarakat Indonesia yang terdiri dari multi etnis, kultur dan agama dimanfaatkan betul oleh Belanda.
Instrumen apa yang paling stragtegis digunakan? Agama dan Etnis adalah dua hal yang saat ini paling mudah digunakan asing untuk menghancurkan Indonesia. Jatuhnya pemerintahan Orde Baru konon salah satu penyebabyna adalah dibukanya kembali hubungan diplomatik dengan RRC yang membuat kawatir negara adidaya. Dibuatlah skenario penjatuhan pemerintahan Suharto dengan kerusuhan yang mengorbankan keturunan Tionghoa, dengan harapan bisa membuat renggang hubungan diplomatik antara Indonesai dengan RRC.
Dan sekarang pola itu kembali dimainkan, dengan memainkan isu atau menyebarkan berita sampah tentang pekerja asing dari RRC yang menyerbu Indonesia. Masyarakat digiring dengan opini bahwa RRC hendak menguasai Indonesia melalui pekerjanya yang kemudian menetap dan menjadi WNI. Padahal, komitmen Indonesia dengan Cina adalah mendatangkan (inbound) 10 juta wisatawan ke Indonesia.
Dengan adanya kasus penistaan yang dialamatkan kepada Basuki Tjahaya Purnama yang dikenal sebagai Ahok, menjadi pintu masuk untuk menjatuhkan Basuki Thajaya Purnama sekaligus menjatuhkan pemerintahan Presiden Jokowi. Pihak pihak yang memanfaatkan situasi ini untuk meraih ambisi kemenangan dalam kontestasi pilkada DKI ataupun persiapan pilpres 2019, adalah para penghianat bangsa yang tidak layak dipilih.
Apakah tanda tanda itu terlihat? Saat ini gejala perpecahan sudah jelas terlihat, asing berhasil memainkan politik adu domba dengan memanfaatkan kelompok islam garis keras. Persitiwa pembakaran masjid di Tolikara, pembakaran Gereja di Aceh, bom Sarinah, perusakan Wihara di Tanjung Balai, pelemparan bom molotov di Samarinda, pembubaran ibadah Kristen di Bandung dan saat ini yang sedang ramai yaitu penyisiran mal mal terkait atribut natal, semua peristiwa itu adalah rangkaian dari sebuah skenario asing untuk menghancurkan Indonesia. Indonesia akan digiring menjadi sebuah negara konflik seperti Timur Tengah. Celakanya kelompok intoleransi entah sadar atau tidak berperan besar membawa Indonesia menuju kehancuran dan menjadi negara yang lemah.
Apakah itu semua bisa dicegah?
Jawabnya sangat bisa, yaitu dengan membangun kembali kesadaran masyarakat bahwa saat ini pihak asing sedang berupaya keras menghancurkan Indonesia melalui kelompok radikal. Dan dibutuhkan persatuan seluruh elemen masyarakat untuk bahu membahu mencegah dan melawan pihak pihak yang ingin menghancurkan negara. Jika kita tidak berupaya melawan para pemecah belah bangsa, maka kita sedang menunggu kehancuran itu datang.
Dengan bersatu padunya seluruh elemen masyarakat melakukan langkah nyata dan desakan kepada pemerintah untuk membubarkan kelompok kelompok garis keras, maka pertahanan negara sudah terjaga dengan baik.
Penulis adalah Nasionalis Penjaga NKRI


(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.