SURABAYA, HR – Pembangunan Pelabuhan Laut Tanjung Tembaga (PLTT) Kota Probolinggo yang tujuan awalnya untuk mengurangi beban bongkar muat Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang semakin padat dan sebagai dampak dari luapan lumpur Lapindo Sidoarjo yang mengakibatkan gangguan mobilitas truk pengangkut barang, ternyata jadi “kue proyek” yang begitu lezat bagi oknum pejabat Pemerintah Provinsi Jatim maupun pihak swasta untuk meraup keuntungan pribadi maupun kelompok.
Pelabuhan Laut Tanjung Tembaga
|
Proyek Pembangunan PLTT yang dimulai 2008 hingga saat ini, selain untuk mempermudah bongkar muat dari wilayah Probolinggo, Situbondo, Pasuruan, dan wilayah sekitarnya juga direncanakan akan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Sayangnya mega proyek yang diperkirakan telah menelan anggaran hampir Rp500 M, baik yang digelontorkan dari APBD Jatim I maupun APBN Kementerian Perhubungan disinyalir hanya dinikmati dan menjadi proyek abadi pengusaha asal Surabaya berinisial AG.
Aroma pemufakatan jahat antara pengguna barang/jasa pemerintah yang dalam hal ini Dinas Perhubungan Jawa timur dan pihak swasta sebagai penyedia barang dan jasa untuk pengaturan pemenang tender dari tahun 2008 sampai saat ini sangat kental aromanya dan by design, apalagi di setiap tahun pelelangannya baik yang sumber dananya dari APBD dan APBN, perusahaan “plat merah” yang notabene unggul dalam segala hal dari perusahaan swasta nasional baik dalam hal modal maupun keahlian personil dan pengalaman kerja hanya menjadi penggembira semata.
Dari data yang diperoleh HR, perusahaan “plat merah” di beberapa tahun anggaran hanya sebagai peserta lelang tanpa memasukkan penawaran, kalaupun memasukkan penawaran tetap kalah dari perusahaan yang diduga milik AG, dengan alasan yang tidak masuk akal. Kuat dugaan pada paket itu berlaku praktik “uang tolak atau uang mundur atau uang pendamping”, yang mengalir ke perusahaan plat merah agar mengalah dalam pelelangan.
Dalam pelaksanaan pekerjaan proyek, dari tahun ke tahun penggiat anti rasuah Jatim selalu menyoroti hasil pekerjaan yang diduga sarat KKN, tetapi ironisnya dana yang digelontorkan Pemprov Jatim dari tahun ke tahun malah semakin jor-joran.
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan HR dari beberapa media online maupun LPSE Provinsi Jatim dan LPSE Kemenhub RI, diketahui pemenang lelang proyek diduga perusahaan milik pengusaha AG.
Proyek yang didanai APBD, antara lain :
- Pekerjaan Tahun 2009, pekerjaan Reklamasi Pelabuhan Tanjung Tembaga dilaksanakan oleh PT. Anggek Merah.
- Pekerjaan Tahun 2010, dilaksanakan oleh PT. Mawar Ireng.
- Pekerjaan Tahun 2011, Pembangunan Fasilitas Pelabuhan dilaksanakan oleh PT. Tri Perkasa Amin Indah.
- Pekerjaan Tahun 2011, pekerjaan Lapangan Penumpukan dengan Perkerasan Paving dan Jalan Beton Pelabuhan Tanjung Tembaga dilaksanakan oleh PT. Mawar Ireng jo PT. Inti Rimba.
- Pekerjaan Tahun 2013, Pembangunan Pelabuhan Laut Tanjung Tembaga Probolinggo, HPS Rp. 23.808.000.000,-, dimenangkan oleh PT. Putraperkasa Ciptaabadi dengan nilai penawaran Rp. 22.391.119.000.
- Pekerjaan Tahun 2014, Pembangunan Pelabuhan Laut Tanjung Tembaga Probolinggo, HPS Rp. 22.042.600.000,-, dimenangkan oleh PT. Inti Rimba Persada dengan nilai penawaran Rp. 20.726.000.000.
- Pekerjaan Tahun 2015, Pembangunan Pelabuhan Laut Tanjung Tembaga Probolinggo, HPS Rp. 48.540.000.000,-, dimenangkan oleh PT. Berkah Sukses dengan nilai penawaran Rp. 46.340.332.000.
- Pekerjaan Tahun 2016, Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Tanjung Tembaga Probolinggo, HPS Rp. 59.152.000.000,-, dimenangkan oleh PT. Putraperkasa Ciptaabadi dengan nilai penawaran Rp. 57.718.704.000.
- Pekerjaan Tahun 2017, Pembangunan Pelabuhan Laut Tanjung Tembaga Probolinggo, HPS Rp. 86.072.942.000,-, dimenangkan oleh PT. Berkah Sukses dengan nilai penawaran Rp. 84.106.831.000.
Proyek yang didanai APBN, antara lain :
- Pekerjaan Tahun 2013, Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Tanjung Tembaga Probolinggo, HPS Rp. 5.532.000.000,-, dimenangkan oleh PT. Cahaya Cerah dengan nilai penawaran Rp. 5.290.790.000.
- Pekerjaan Tahun 2014, Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Tanjung Tembaga Probolinggo, HPS Rp. 89.194.000.000,-, dimenangkan oleh PT. Suramadu Indah dengan nilai penawaran Rp. 83.949.000.000.
Adapun nilai HPS yang tidak tertera pada uraian diatas dikarenakan pada kegiatan pekerjaan antara tahun 2009 sampai 2012 pengumuman pelelangan barang dan jasa pemerintah belum dilaksanakan pada LPSE Pemerintah Provinsi Jatim, melainkan masih menggunakan media cetak yang ditunjuk pemerintah.
Perlu diketahui juga, untuk pembangunan Pelabuhan Laut Tanjung Tembaga Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah merencanakan baru selesai dalam tempo 20 tahun dengan cara membagi ke dalam 3 tahapan. Tahapan jangka pendek yakni pembangunan yang dimulai dari tahun 2013-2017, jangka menengah yakni pembangunan dari tahun 2018-2022 dan jangka panjangnya pembangunan yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu tahun 2023.
Apabila rencana Pemprov Jatim tersebut akan terealisasi maka timbul pertanyaan besar, apakah perusahaan milik pengusaha AG akan menjadi pemenang lagi dan menjadi “proyek abadi”nya? Hanya Kepala Dinas Perhubungan Jatim yang tahu jawabannya, dan hal tersebut layak dinantikan publik Jawa Timur. ian
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});