Kualitas Revitalisasi Jembatan Cinta Memprihatinkan, Pembangunan Diduga Tidak Sesuai Spek

oleh -468 views
oleh

JAKARTA, HR – Revitalisasi Jembatan Cinta, Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2022 yang menelan anggaran Milyaran rupiah, kualitas pekerjaan memprihatinkan dan diduga tidak sesuai spek.

Sesuai dengan papan proyek tersebut, nama pekerjaan pemeliharaan Jembatan Cinta di Pulau Tidung, Kab Kepulauan Seribu, sumber dana APBD tahun anggaran 2022 dan 2023 dengan nilai anggaran Rp. 19 Milliar.

Pasalnya revitalisasi tersebut belum genap 2 tahun, namun baru-baru ini atap Jembatan Cinta tersebut ambruk. Dari berbagai sumber mengatakan di media ambruknya atap tersebut diakibatkan angin Puting Beliung, termasuk Bupati Pulau Seribu.

Jembatan Cinta di Pulau Tidung, pada anak tangga sudah rusak.
Jembatan Cinta di Pulau Tidung, pada anak tangga sudah rusak.

Salah seorang pemilik warung, membenarkan bahwa beberapa waktu lalu terjadi angin kencang, sekitar jam 2 malam.

“Bahkan siang harinya juga masih ada angin Puting Beliung,” tutur pemilik warung yang tidak mau disebutkan namanya, Kamis (20/06/24).

Namun dari pantauan media juga ditemukan beberapa i’tem kualitas pekerjaan yang kurang rapi, terlihat las-lasan hanya menempel tidak rata.

Tidak terpasang baut, base plate di Pulau Tidung.
Tidak terpasang baut, base plate di Pulau Tidung.

1. Tack welding pada setiap sambungan Handrailing (tidak semua sambungan di las).

2. Penjepit pagar mesh aluminium menggunakan lis aluminium dan lis plat stenlis steel. Ada 2 sistem pengerjaan di las dan di baut rufing.

3.Finishing saluran kurang maksimal.

4. Ada beberapa tiang Handrailing yang masih berongga.

5. Ada beberapa angkur Handrailing tidak ada mur nya, (lihat digambar).

6. Finishing sisi kanan kiri floordeck kurang maksimal.

7. Angkur base plat Handrailing diduga mengunakan baut stenlis dan baut besi blak steel.

Sebelum ditayangkan Media berupaya konfirmasi melalui telpon selularnya ke Pejabat Pembuat Komitmen atau PPK Unit Kerja Teknik atau UKT 2, namun tidak dapat dihubungi. Jumat (21/06/24).

Dengan anggaran yang cukup fantastis, aparat penegak hukum atau APH dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saatnya turun ke Pulau Seribu, Jika memang ditemukan ada kerugian atas kelalain pengawasan teknis yang dapat merugikan negara, agar pejabat terbuat bertanggung jawab. didit/red

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *