JAKARTA, HR – Aksi Penyelundupan di wilayah Bea Cukai Kepri khususnya di Karimun bukan rahasia lagi sudah menjadi piaraan oknum-oknum Bea Cukai setempat. Nyatanya, hingga saat ini, aksi penyelundupan di pelabuhan-pelabuhan tikus di wilayah Karimun masih berlangsung aman.
Pelabuhan tikus milik Mr. Atat |
Beberapa titik yang terpantau HR, diantaranya Pelabuhan Ilegal loging di daerah Pangka, yang disebut-sebut dikelola oleh Mr Joko. Kemudian, ada pula pelabuhan tikus untuk bongkar muat barang selundupan asal Malaysia dan Singapura, yang berlokasi di Pantai Pak Imam, milik Mr Atat. Kemudian, ada pula tempat penampungan beras selundupan yang kemudian dioplos, yang terletak di Pantai Pak Imam, dan dikelola oleh Asong.
Dari tiga lokasi itu, oknum aparat Bea Cukai dan Kepolisian setempat sangat nyata tutup mata dan membiarkan hal itu terjadi. Bukan hanya itu, saat bongkar muat pun, tidak ada satu pun aparat terkait yang menyaksikannya. Ada dugaan, saat kapal bersandar dan bongkar muat, para penyelundupan telah berkoordinasi dengan oknum Bea Cukai setempat dan Kepolisian setempat.
Terkait hal itu, www.harapanrakyatonline.com berhasil mengkonfirmasikan keberadaan aktifitas penyelundup itu ke Dirjen Bea Cukai, Heru Pambudi. Kepada media ini, Heru Pambudi menyatakan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti dugaan tersebut. Dirjen Bea Cukai juga menyarankan untuk konfirmasi ke pihak Bea Cukai setempat.
“Hubungi Pak Robert Marbun. Wawancara ke beliau saja, ya,” ujar Dirjen Bea Cukai, Heru Pambudi.
Ironisnya, berkali-kali Robert Marbun dihubungi, selalu tidak berhasil. Bahkan, SMS dan WA yang terkirim ke Robert Marbun, juga tidak berbalas. Aneh, perintah sang Dirjen ternyata tidak direspon.
Media ini juga telah berulang kali berusaha konfirmasi ke Kepala Kanwil DJBC Khusus Kepri, Parzia dan Kepala KPPBC Madya Pabean B Tanjung Balai Karimun, Benhard Sibarani, selalu tidak berhasil. Kedua pejabat Bea Cukai yang bertugas di Karimun tersebut seakan menutup diri dari kejaran wartawan HR.
Andi, satpam di kantor Bea Cukai setempat, mengatakan, bahwa pimpinannya sedang keluar.
Demikian juga pihak Polri di Polda Kepri dan Polres Karimun, juga tutup mulut dan tidak mau dikonfirmasi terkait aksi penyelundupan di wilayah hukumnya. Kapolda dan Kapolres seakan setali tiga uang membiarkan bisnis haram itu hadir di Karimun. kornel
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});