Kanwil DJBC Khusus Kepri dan KPPBC Tipe Madya Pabean B TBK Diduga Sekongkol Rugikan Negara

oleh -552 views
oleh
KARIMUN, HR – Menjelang Hari Raya Idul Fitri aksi penyelundupan di Kepulauan Kepri khususnya di Kepulauan Karimun makin menggeliat. Para penyelundup terlihat tidak takut terhadap penindakan dari aparat KPPBC Tipe Madya Pabean B Tanjung Balai Karimun dan Kanwil DJBC Khusus Kepri. Pepatah “tidak ada makan siang gratis”, terlihat jelas dengan maraknya aksi penyelundupan di wilayah kepulauan itu.
Kapal Acuan saat tiba di Karimun
membawa barang selundupan, Rabu (14/6).
Kakanwilsus Kepri, Parjiya dan Kepala KPPBC Tipe Madya Pabean B Tanjung Balai Karimun, Bernhard Sibarani, merupakan dua pejabat negara sebagai perpanjangan tangan Ditjen Bea Cukai di wilayah tersebut, yang bertugas melaksanakan pengawasan dan pelayanan kepabeanan dan cukai dalam daerah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Namun, tugas tersebut tidak dilaksanakan.
Aksi penyelundupan justru makin merajalela, bahkan cukong-cukong penyelundup berlomba-lomba memasukkan barang selundupannya ke Kepulauan Karimun, dan dijual dengan harga mencekik leher warga.
Barang selundupan yang diangkut tersebut dipastikan tanpa pemeriksaan dan penindakan aparat. Penindakan yang ada di publikasikan adalah sebuah pencitraan, agar public melihat bahwa Kanwil DJBC Khusus Kepri dan KPPBC Tipe Madya Pabean B Tanjung Balai Karimun juga bekerja. (Youtube: Aktifitas bongkar muat di kapal milik Acuan)
Dibalik pencitraan itu, justru kinerja Kanwil Bea Cukai Kepri dan Bea Cukai Tanjung Balai Karimun terlihat ganas memelihara cukong-cukong penyelundup.
Kapal Atak saat tiba dari Singapura,
Kwantet, Acuan, Atak, Abun, Titi, merupakan beberapa nama mafia penyelundup yang memiliki kaki tangan di segala lini di Provinsi Kepri dan Kepulauan Karimun. Mafia-mafia ini terkenal licin, karena merasa bisa membayar oknum-oknum pejabat negara yang bercokol di Kepri dan Karimun. Segala aksi penyelundupan para mafia ini dipastikan “aman” dilindungi oleh oknum Bea Cukai, TNI AL, Kepolisian, dan Pemda. Lalu, siapa lagi kaki tangan pemerintah pusat yang bisa membasmi aksi penyelundupan itu?
Kwantet, dikenal sebagai pebisnis minuman keras (miras), yang berkadar alcohol rendah hingga beralkohol tinggi. Miras milik Kwantet didatangkan dari Singapura, lalu dioplos di salah satu tempat di Kepulauan Karimun. Selain miras, Kwantet juga mendatangkan barang selundupan berupa rokok dari luar negeri. Rokok-rokok itu masuk bebas ke Kepulauan Karimun dan mudah ditemui di pulau tersebut. (Youtube: Aktifitas bongkar muat di kapal milik Kwantek)
Kasie Penindakan dan Penyelidikan KPPBC Tipe Madya Pabean B Tanjung Balai Karimun, Andi Chusma Prihadiwan, ketika dikonfirmasi HR, Senin (12/6), mengatakan bahwa pihaknya tidak salah dengan membiarkan aksi penyelundupan itu, karena pihaknya telah mencapai target dalam hal penindakan. Ketika itu, Andi didampingi salah satu pengurus atau utusan dari salah satu bos penyelundup.
Parjiya (atas), Andi Chusma Prihadiwan (kiri bawah) 
dan M Jangka (kanan bawah).

“Kami setujui masuknya barang-barang dari luar negeri, karena kesepakatan pihak pemgusaha dan pihak kami Bea Cukai. Dan sekalian mengantisipasi bahan kebutuhan masyarakat Karimun,” ujarnya. Aneh, aparat Bea Cukai kok merangkap pegawai Bulog?
Di tempat sama, Kasubsi Intelijen KPPBC Tipe Madya Pabean B Tanjung Balai Karimun, M Jangka, mengatakan kepada HR, “kalau Bapak (HR) ribut terus seperti ini, masyarakat nanti sengsara.”
Tidak ketinggalan, AT, salah satu pengurus/utusan cukong penyelundup, menggertak HR dan berkata, “asal kamu tau, ya Listony! Saya lahir di sini dan kamu sudah lama saya kenal. Saya harap engkau ngerti dengan aku. Dan saya mau hari raya, jangan nyesal nanti.”
Dalam satu minggu terakhir ini, investigas HR berhasil mengabadikan aksi bongkar muat kapal penyelundup milik Acuan yang bersandar, (14/6), di Karimun dari Singapura. Kemudian, kapal milik Kwantek juga bongkar muat di tengah laut perairan Pulau Karimun, Jumat (16/6). Begitu juga dengan kapal milik Acuan, tiba dari Malaysia, Jumat (16/6), dan bongkar muat di tengah laut perairan Kepulauan Karimun. Begitu juga kapal milik Atak tiba di pelabuhan tikus Pantai Pak Imam Baran Meral, Senin (12/6), sekira pukul 15.30 WIB.
Jumat (16/6), Kasubsi Intelijen, M Jangka, ketika dikonfirmasi HR terkait hal itu, tidak memberikan tanggapan. kornel


(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Tinggalkan Balasan