TARUTUNG, HR – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tapanuli Utara Jamel Panjaitan ketika diminta konfirmasi di ruang kerjanya, mengatakan, bahwa dia berniat mengwujudkan visi dan misi Bupati melalui dunia pendidikan dengan cara meningkatkan disiplin dan revolusi mental.
“Saya akan melakukannya mulai dari meningkatkan disiplin tenaga pengajar, khususnya kepala sekolah, makanya saya melarang keras kepala sekolah meninggalkan sekolah selama proses belajar mengajar masih berlangsung. Kalaupun ada urusan yang mau diurus ke Dinas Pendidikan itu harus dilakukan setelah jam 1 (satu) ke atas,” tegasnya.
Sementara, pantauan HR masih banyak kepala sekolah yang sering meninggalkan sekolah pada saat proses belajar sedang berlangsung.
Salah satu kepala sekolah SMP Negeri 1 Tarutung Bantu Hasugian yang tidak pernah berada di sekolah, ketika hendak ditemui. Menurut informasi dari sumber, Bantu Hasugian hampir setiap hari meninggalkan sekolah, setelah Apel pagi dan akan kembali setelah jam 1 (satu) siang menjelang pulang sekolah.
Menurut pengakuan salah satu guru piket yang namanya tidak mau disebutkan mengatakan, bahwa kepala sekolah hampir setiap hari meninggalkan sekolah dengan alasan bermacam- macam, kadang kadang dengan alasan ke Dinas Pendidikan, kadang dengan alasan yang tidak jelas.
Hal ini jelas bertentangan dengan instruksi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tapanuli Utara Jamel Panjaitan dengan tegas melarang kepala sekolah meninggalkan sekolah selama proses belajar berjalan.
Jamel Panjaitan diminta untuk mengevaluasi kinerja kepala sekolah SMPN 1 Tarutung Bantu Hasugian yang terkesan tidak serius dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai kepala sekolah.
Untuk mengwujudkan visi dan misi Bupati Tapanuli Utara untuk menjadikan Tapanuli Utara menjadi lumbung SDM dunia pendidikan, Bantu Hasugian perlu untuk melepaskan jabatannya. Karena masih banyak guru yang dengan sungguh-sungguh ingin memajukan pendidikan di Tapanuli Utara ini. friska