Gubernur Sulbar Mengikuti Rapat Koordinasi Percepatan Penanganan Pandemi Covid-19

oleh -272 views
Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar memimpin rapat Koordinasi Percepatan Operasi Penanganan Pandemi Covid-19 bersama Kepala BNPB selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 melalui Video Conference, Rabu, 22 April 2020.

SULBAR, HR – Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar mengikuti rapat koordinasi percepatan operasi penanganan pandemi Covid-19, bersama Kepala BNPB RI, Letnan Jenderal TNI. Doni Monardo, selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, melalui Video Conference (VC), di ruang oval Kantor Gubernur Sulbar, Rabu, 22 April 2020.

Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar, pada kesempatan itu, mengemukakan, upaya percepatan penanganan Covid-19 di provinsi ke-33 ini, menghadapi, termasuk juga tenaga medis.

“Terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi yaitu, masih kurangnya APD lengkap dan Cover All Suit untuk penaganan pasien Covid-19 dengan dasar data ODP, OTG, PDP dan Positif yang semakin bertambah, begitupun bahan laboratorium pemeriksaan ODP, OTG, PDP dan Positif, dan obat pendukung penyembuhan pasien Covid-19, serta tenaga medis terutama dokter spesialis paru-paru,” urai Ali Baal.

Menghadapi tantangan tersebut, Ali Baal menyatakan, Pemprov Sulbar menyiapkan sejumlah rencana tindaklanjut, yaitu akan meminta bantuan ke pemerintah pusat untuk difasilitasi penyediaan logistik Covid-19.

Selain itu, juga akan terjun langsung ke setiap kabupaten yang ada di Sulbar, untuk melakukan koordinasi terkait penanganan dan pencegahan penularan Covid-19, serta tetap mengadakan pembelian logistik, berupa APD lengkap dan bahan laboratorium untuk persiapan stok rumah sakit rujukan dan karantina.

Disamping itu, sambung Ali Baal, setiap kabupaten juga tetap membuat perencanaan terkait Covid-19 berdasarkan data ODP, OTG, PDP dan Positif, serta hendaknya mempersiapkan rumah sakit karantina.

Melalui kesempatan itu, Ali Baal meyampaikan situasi pengelolaan logistik Covid-19 di Sulbar per 20 April 2020.

Menurut Ali Baal, upaya yang dilakukan terhadap pengelolaan logistik tersebut adalah, melaksanakan pendistribusian langsung ke RSUD Regional Sulbar dan kabupaten se-Sulbar, serta melaksanakan pengawasan dan meminta laporan data pengunaannya.

Melalui kesempatan itu, Ali Baal meyampaikan situasi pengelolaan logistik Covid-19 di Sulbar per 20 April 2020.

Menurut Ali Baal, upaya yang dilakukan terhadap pengelolaan logistik tersebut adalah, melaksanakan pendistribusian langsung ke RSUD Regional Sulbar dan kabupaten se-Sulbar, serta melaksanakan pengawasan dan meminta laporan data pengunaannya.

Adapun sejumlah logistik Covid-19 yang telah masuk di Sulbar, yakni jumlah total Alat Pelindung Diri (APD) sebanyak 278 paket, sudah terdistribusi ke RSUD Regional Sulbar dan enam kabupaten sebanyak 237 paket dan tersisa stok sebanyak 41 paket.

Untuk jumlah total APD Cover All Suit, sebanyak 8.374 Pcs, sudah terdistribusi ke RSUD Regional Sulbar dan kabupaten Se-Sulbar sebanyak 4.638 Pcs dan tersisa stok sebanyak 3.736 Pcs

Sedangkan, update data bahan laboratorium logistik Covid-19, jumlah total Swab sebanyak 1.450 Pcs, sudah terdistribusi ke RSUD Sulbar serta enam kabupaten sebanyak 677 Pcs, dan tersisa stok sebanyak 523 Pcs.

Selanjutnya, total jumlah VTM sebanyak 865 Pcs, sudah terdistribusi ke RSUD Regional sebanyak 303 Pcs dan tersisa stok sebanyak 312 Pcs.

Kemudian, jumlah total RDT sebanyak 7.200 Test, sudah terdistribusi ke RSUD Regional Sulbar dan enam kabupaten sebanyak 5.340 Test dan tersisa sebanyak 1.860 Test.

Menanggapi masalah kekurangan logistik penanganan Covid-19 di Sulbar, Kepala BNPB RI, Letnan Jenderal TNI. Doni Monardo mengaku, akan mengupayakan pemenuhan obat dan tenaga dokter paru-paru sesuai kebutuhan.

Tidak hanya, tim relawan akan dimaksimalkan terjun langsung untuk mengisi kekosongan, dan tentunya hal tersebut juga membutuhkan peran pemerintah daerah setempat.

Menyikapi posisi Sulbar yang berbatasan langsung dengan Sulsel, Doni menghimbau, perlu mewaspadai bagi warga yang melakukan kunjungan keluar daerah atau orang dalam yang keluar kota dan kembali ke daerah asal, sebab di provinsi itu terdapat kabupaten tepatnya di Gowa, pernah menjadi episentrum untuk kegiatan tablig akbar.

“Di Gowa pernah menjadi episentrum untuk kegiatan tablig akbar, itu dinilai dapat menjadi salah satu pemicu penyebaran Covid-19,” pungkasnya. adv/tia/kominfosulbar

Tinggalkan Balasan