MELAWI, HR – “Suro” dalam bahasa Jawa yang berasal dari kata “Asura” artinya “syukur”, yang sudah menjadi sebuah tradisi dan budaya Jawa secara turun-menurun baik yang dilakukan oleh Suku Jawa yang tinggal di Pulau Jawa maupun yang sudah hijrah ke pulau lain di Indonesia.
Terkait itu, Paguyuban Adat dan Budaya Jawa Kab Melawi akan menggelar peringatan bulan suro 31 Oktober 2015.
Bulan Suro dalam kalender Jawa (Bulan Muharram dalam kalender Araf), tepatnya pada kali ini adalah bulan Suro tahun 1949, tahun Jawa dan bulan Muharram tahun 1437 Hijriyah dan lazim disebut malam satu suro yang jatuh pada 14 Oktober 2015 Masehi, yang dirangkai dengan hari ulang tahun Paguyuban Adat dan Budaya Jawa (PABJ) Kabupaten Melawi ke-4, akan melaksanakan peringatan satu suro dengan mengusung tema “Guyub Rukun Agawe Santoso” yang artinya Bersatu Padu Hidup Rukun Mencapai Kesejahteraan.
Sesuai dengan tema yang menjadi tajuk pada acara tahun baru Hijriyah alias tahun baru Suro dan adanya penafsiran-penafsiran para sesepuh Jawa yang menganalisir adanya tahun Jawa dan tahun Araf (Bulan Suro dan Bulan Muharram), yang sepanjang jaman tidak pernah dan tidak akan terpisah waktunya (selalu bersamaan waktunya-red), dalam setiap tahunnya sampai kapanpun itu, memiliki filosofi tersendiri dalam bernegara berbangsa dan budaya, dimana hal tersebut menjadi budaya Suku Jawa yang tetap bisa hidup dan berbudaya pada kalangan di manapun dan apapun yang ada di Indonesia.
Terlepas dari segala yang ada dan dalam kondisi Kab Melawi khususnya dan Indonesia, Ketua Umum PABJ Kab Melawi Wito Mulyono MSi, berharap kepada seluruh lapisan masyarakat di Melawi yang majemuk dan beraneka suku serta Lembaga-lembaga Adat dan Budaya yang ada di Melawi atas partisipisinya dan tetap bersatu padu, guyub rukun untuk kesejahteraan bersama-sama membangun Melawi.
Terlebih adanya Bulan Suro 1949 atau Bulan Muharram 1437 H, yang bertepatan berada dalam waktu jelang Pilkada itu, ‘Wito Mulyono’ dalam pernyataan persnya pada rapat panitia pelaksana 06/10 di Padepokan PABJ, jalan Kota Baru Nanga Pinoh Km 3, saat di temui wartawan, berharap dan menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat lintas adat dan budaya yang terlibat langsung atau tidak langsung pada acara tersebut, untuk tidak menghubung-hubungkan kegiatan tersebut dengan kepentingan-kepentingan yang berkaitan dengan pesta domokrasi (Pilkada), dan mengajak kepada seluruh warga masyarakat dari semua suku, adat dan budaya yang ada di Melawi dalam hal ini untuk pokus yang bertujuan pelestarian budaya dan tetap mendukung penyelenggaraan pesta demokrasi sebagai hak dan kewajiban Bangsa, bukan hanya hak dan kewajiban sebagian suku yang ada. Pintanya. abd