Gubernur Bengkulu beserta PLT Sekda Prov, Kadis Kesehatan Prov, dan Koordinator YPKI |
BENGKULU, HR – Bertempat Ruang rapat Pola Bappeda Provinsi Bengkulu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Drs.H. Amin Kurnia SKM..MM mengadakan sosialisasi bahayanya Kanker Rahim dan Kanker Gubernur Provinsi Bengkulu H. Junaidi Hamsyah, M.Pd, Sosialisasi kanker yang diadakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu bekerja sama dengan Yayasan Penyuluhan Kanker Indonesia ( YPKI ). Dihadiri oleh PLT Sekda Provinsi Bengkulu Drs Sumardi MM dan beberapa Staff Ahli Gubernur, kepala koordinator YPKI dan seluruh peserta Sosialisasi memadati acara itu.
Drs. H. Amin Kurnia. SKM..MM selaku Kepala Pusat Penyuluhan Sosial mengatakan, acara sosialisasi ini merupakan bentuk perhatian pemerintah untuk pencegahan dini terhadap kanker. Acara sosialisasi ini merupakan kelanjutan dari launcing gerakan deteksi dini Kanker Rahim dan Payudara pada tanggal 21 April 2015 yang dilakukan secara serentak di Provinsi Bengkulu dan seluruh Indonesia. Selama lima tahun kedepan para wanita berusia 30 sampai 50 tahun diharapkan bisa memeriksakan secara dini untuk pencegahan kanker leher rahim dan kanker payudara tegasnya.
Sedangkan Koordinator YPKI, Dedi Apriadi dalam sambutannya mengatakan YPKI merupakan yayasan swasta yang bergerak dibidang sosial, dan memberikan penyuluhan dini tentang kanker ke semua lapisan kemasyarakat. Ia mengajak kepada seluruh peserta dan dinas/instasi pemerintahan untuk ikut serta memberikan bantuan untuk meringankan beban penderita kanker.
Gubernur Bengkulu H. Junaidi Hamsyah, M.Pd juga menyampaikan arahan serta membuka secara menghimbau kepada masyarakat yang butuh penyuluhan ini bisa menghubungi langsung ke Yayasan YPKI yang beralamatkan di Jalan Rajawali No. 170. Selain itu Gubernur mengatakan di Indonesia sendiri ada dua pabrik/ projek untuk ekstrak herbal, di Solo dan di Kaur, di Kaur sendiri projek ini sudah berjalan dan semakin berkembang. “Kepada masyarakat yang terkena kanker agar bersabar tidak berputus asah melawan kanker karena tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya katnya mengahiri,” pintanya. ■ jlg