JAKARTA, HR – Catherine Njoo desainer khusus berbahan kain tradisional Batik, bersama lima desainer ternama Indonesia lainnya turut mengisi ajang New York Fashion Week 2017, yakni Barli Asmara, Catherine Njoo, Dian Pelangi, Riza Assegaf dan Farah Shahab dari Doris Dorothea, Melia Wijaya, and Vivi Zubedi tampil di panggung The First Stage.
Event ini merupakan bagian dari agenda New York Fashion Week the Show, sebuah pagelaran fashion paling bergengsi di kota New York. Dengan tema pagelaran busana Indonesian Diversity, para desainer ini menampilkan keragaman seni fashion Indonesia. Even akbar ini dihadiri, lebih dari 500 tamu memenuhi ruangan the Gallery of the Dream Downtown, yang berada di area trendi Manhattan, Chelsea Market.
“Saya dan teman-teman diundang dari Kedubes Indonesia di New York untuk memperkenalkan koleksi kami. Intinya saya bersama teman-teman membawakan keragaman karya anak bangsa yang tak kalah dengan negara lain,” terang Cathrine yang mengusung kreasinya dengan label namanya sendiri,
Catherine Njoo, desainer asal Surabaya di ‘New York Fashion Week (NYFW) 2017 di New York menggabungkan kain-kain tradisional Batik Indonesia dengan gaya busana modern dan trendy, menghadirkan 12 koleksi terbarunyabertajuk “Legong”, yang menampilkan koleksi busana bernuansa warna hitam dan emas khas batik Bali dengan potongan yang terinspirasi oleh tarian tradisional Bali “Legong”, dan dihias dengan aksesoris kepala yang diberi judul “Frangipani Flower”.
“Menonjolkan kain batik, karena saya cinta Indonesia. Saya lahir di Indonesia, serta besar di Indonesia dan tujuan mimpi besar saya, dunia internasional lebih mengenal batik lagi dan mengenalkan ke dunia mancanegara beragam batik yang ada di Indonesia,” ujarnya.
Batik dari Nusantara mulai merambah Amerika Serikat. Pada ajang busana New York Fashion Week Spring/Summer mendapat tempat dengan hadirnya perancang busana Catherine Njoo.Berbagai busana batik yang dibawanya mendapat sambutan antusias pengunjung New York Fashion Week Spring/Summer 2018. “Semua sangat kagum akan keindahan batik Bali dari Indonesia. Response positif dan ulasan positif menunjukkan betapa antusias warga luar negeri kepada batik,” sebutnya.
Catherine Njoo penuh ambisi dan mimpi besar, kepingin internasional lebih menghargai batik, dan lebih tahu tentang batik itu asli karya bangsa Indonesia.
“Waktu saya interview di New York hampir semua tak tahu. Bagitu saya kasih tahu this batik, this hand made. Mereka bilang woou beautiful. Mereka jadi tahu waktu saya beritahu mereka,”ujarnya.
Keinginannya batik dikenal dari Indonesia bukan dikenal dari Asia, seperti Tahiland atau Malaysia. Tahiland kan punya batik mirip songket. Catherine mengakui memang sebelumnya udah ada desainer lain yang memperkenalkan batik. Tapi menurutnya masih kurang, kurang promo.
Catherine Njoo juga rutin mengikuti event fashion dalam negeri seperti Ciputra World Fashion Week di Surabaya, even yang selalu diikuti oleh banyak desainer terkenal Indonesia maupun internasional dan Surabaya Fashion Week, juga salah satu kegiatan atau acara yang memperkenalkan karya dari designer ternama di Indonesia. igo
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});