Desa Banjarsai dan Desa Kaana Pulau Terluar Kecamatan Enggano Bengkulu Diduga Dilaksanakan “Asal jadi”

oleh -535 views
oleh
Rudi Winarno Pjs Kades Banjarsari Pulau Enggano.

BENGKULU, HRCV. Kurnia Utama pemenang tender pelaksanaan pekerjaan pembangunan penanganan kemiskinan bidang kawasan pemungkiman di Desa Barjarsari dan Desa Kaana Kecamatan pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara (BU) provinsi Bengkulu dengan item perkerjaan Jalan rabat beton lebar 3 meter, 1 buah Gorong-gorong ukuran 1,5 meter lebar, tinggi 1,5 meter. MCK dan Sumur boor bersama Tekmonnya dengan nilai Rp. 7.276.213.157.- bersumber dari anggaran APBN tahun 2023 dibawah pengawasan Balai Prasarana Pemungkiman Wilayah (BPPW) PUPR Bengkulu.

Pelaksanaan pekerjaan 120 hari dan masa pemeliharaan 180 hari tidak tercantum konsultan pengawas pembangunan dalam papan merek (papan nama) tanda baca pengawasan untuk masyarakat (kontrol,red) bagi masyarakat dan pekerja tidak pakai K3 (Safety) dalam melaksanakan pekerjaan diduga ada oknum aparat ikut bermain.

Hasil infestigasi wartawan dilapangan yang berhasil dihimpun dari keterangan masyarakat dilokasi pekerjaan mengatakan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan CV. Kunia Utama diduga “asal jadi” terbukti MCK harus diperbaiki, Sumut boor dan jalan rabat beton lebar 3 meter. Gorong-gorong awalnya 1 meter di buat 1,5 meter. Bila hujan deras turun air masih juga meluap hingga merusak sebagian badan jalan didesa Banjarsari. “Sejak dilaksanakan pekerjaan jalan depan rumah ini. Saya tidak terima karena diduga banyak tanah, sehingga saya minta diperbaiki dan baru selesai diperbaiki ini pak dan disini tidak ada banjir, ungkap Roles pada media. Hal senada juga diungkapkan Jonatan karubi. Yahya Kaono dan Udin Kaumi. “Pembangunan yang dikucurkan pemerintah untuk masyarakat jangan asal jadi perbuat lah angaran semestinya dengan baik agar hasilnya dapat dinikmati orang banyak. Bukan untuk segelintir orang (oknum),” ungkap Tinus Karubi.

Rudi Winarno. Pjs Kades Banjarsari ketika dihubungi HR diiruang kerjanya mengatakan Jalan rabat beton yang baru dibangun menuju trans banjar seharusnya 4 meter ditambah bahu jalan. Mengingat keluar masuknya mobil pengangkut hasil bumi masyarakat dari kebun (lahan pertanian,red) menuju pelabuhan Malakoni karena jalan tersebut panjang dan berliku-liku. Sehingga kesulitan bila melintas berpapasan ditengah jalan. Sekarang hanya 3 meter saja tanpa bahu jalan. Tentu sangat kesulitan dengan jalan yang tinggi, untuk berpapasan apalagi mobil kecil. Mungkin saja. Rapnya hanya 3 meter dan tidak ada anggaran untuk bahu jalan. “Untuk itu preoritas kades Banjarsari menambah lebar jalan agar masyarakat dapat mengakut hasil pertaniannya,” ungkap Rudi W Pada HR.

Sementara ketua adat Enggano Milson Kaitora selaku Kabuki suku adat mengatakan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan CV. Kurnia Utama tidak sesuai dengan kearifan lokal (masyarakat,red) karena material diambil dari lokasi. Seharusnya material dari luar daerah Engano karena anggaran diatas Rp.500 juta. Kesepakatan masyarakat lokal dengan ketua-ketua adat. Tentu CV. Kurnia Utama sudah menyalahi aturan adat enggano. “Maka material proyek harus dibongkar diganti dengan material dari luar pulau enggano. Kembalikan material ketempat semula Pasir dan Batu Karang  karena sudah merusak ekosistim hayati pulau dan sudah diberitau dari awal pembangunan (Pelaksanaan proyek dimulai). Kami (masyarakat,red) ingin pekerjaan itu baik dan dapat dilalui mobil/kenderaan pengangkut hasil bumi untuk anak cucu kami. Sehingga pemerintah mengucurkan dana/anggaran yang begitu besar,” ujar Milson dengan nada tinggi.

Pengangkut material dari rumah kades Kaana.

Kanin pengawas proyek Kobima Bengkulu mewakili Alto sebagai PPK BPPW PUPR Bengkulu sekaligus humas harus tungganlanggang menyelesaikan pekerjaan dari desa Malakoni ke desa Banjarsari dan desa Kaana memperbaiki pekerjaan yang diduga tidak diterima masyarakat enggano yang dilaksanakan CV Kurnia Utama. “Saya belum bisa pulang ke kota Bengkulu karena harus menyelesaikan pekerjaan in,” ungkap Kanin.

Derektur CV. Kurnia Utama belum berhasil ditemui untuk mendapatkan Hak Jawab, hingga berita ini diturunkan, sementara dilokasi pekerjaan salah satu kepala pelaksana proyek bernama Marioto warga Banjarsari ketika mau ditemui dilokasi sembunyi meninggalkan motor ditepi jalan.ependi silalahi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *