MUARA TEWEH, HR – Adanya rencana pemecatan oknum guru di Barito Utara yang selama ini menjadi buah bibir pembicaraan warga, baik di warung kopi maupun kaum ibu di pasar, ternyata bukan kabar bohong. Hal itu dibenarkan oleh Masdulhaq selaku Kepala Dinas Pendidikan Kab Barito Utara.
Ketika ditemui HR Online di kantornya, di Jalan Pramuka Muara Teweh, Masdulhaq menjelaskan, bahwa dirinya mempunyai kebiasaan rutin sebagai bentuk pengawasannya terhadap aktifitas pendidikan di wilayah tugasnya, yakni mengunjungi tiap sekolah di hari Sabtu.
Diakuinya, belum semua sekolah telah dia kunjungi, dan setiap akan berkunjung selalu menghubungi pihak sekolah, sehingga apa yang menjadi keluhan warga dan keluhan orang tua murid selama ini perihal adanya oknum guru yang sering melalaikan tugas dan tanggung jawabnya di sekolah juga sampai informasi itu kepada dirinya.
Selanjutnya, Dinas Pendidikan Barito Utara melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap oknum guru yang melalaikan tugasnya, untuk meminta penjelasan terkait tidak melaksanakan tugas mengajar di sekolahnya.
Setelah melalui tahapan teguran dan peringatan yang dibuatkan oleh Dinas Pendidikan Kab Barito Utara, ternyata oknum guru yang bersangkutan tidak ada perubahan serta tidak ada usaha untuk memperbaiki kesalahan, sehingga sampai pada kesimpulan proses pemecatan yang saat ini telah dilimpahkan ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Barito Utara.
Ketika ditanyakan tentang seringnya para siswa diharuskan membeli buku-buku pelajaran ataupun memfotocopy buku pelajaran, yang dengan sendirinya orang tua murid menjadi terbebani karena terpaksa harus merogoh kantung untuk membeli ataupun memfotocopy buku-buku pelajaran, Masdulhaq membenarkan dengan alasan bahwa buku-buku yang dikirimkan ke Barito Utara tidak sesuai, sehingga tidak dapat digunakan di sekolah.
Namun, Masdulhaq berjanji bahwa untuk tahun ajaran 2018 ini, hal itu tidak akan terulang dan tidak akan ada lagi pembebanan kepada orang tua siswa untuk membeli buku-buku pelajaran, karena sepenuhnya ditanggung dari dana BOS.
Masdulhaq menambahkan adanya peningkatan tunjangan daerah untuk para pahlawan tanpa tanda jasa di Barito Utara.
Khusus para guru honorer diberi tunjangan daerah Rp 500 ribu per bulannya diluar gaji honor dari dana BOS. Sementara guru Golongan III yang dulunya tunjangan daerahnya Rp 950.000, sekarang menjadi Rp 1.500.000. Guru Golongan II yang dulunya tunjangan daerahnya Rp 800.000, sekarang menjadi Rp 1.250.000. Guru Golongan IV yang dulunya tunjangan daerahnya Rp 1.150.000, sekarang menjadi Rp 1.800.000.
Masdulhaq berharap dengan adanya kenaikan tunjangan daerah yang diterima, guru bisa lebih rajin dan bersemangat menjalankan tugasnya. mps