Arkeolog Temukan Kerangka Abad 12 di Natuna

oleh -17 Dilihat
oleh
NATUNA, HR – Kerangka manusia abad ke 12 ditemukan para peneliti dari Pusat Arkeologi Nasional dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI semakin penasaran dengan pulau Natuna.
Wilayah kepulauan yang berbatasan langsung dengan beberapa negara Asean dan Laut Cina Selatan ini, diduga kuat sebagai pusat transit mobilitas manusia di pertengahan era globalisasi kuno sekitar abad ke 12.
Kerangka abad 12
Dari beberapa kali penelitian di Natuna dalam waktu berbeda, mereka kini berada dalam tahapan identifikasi terkait kebudayaan apa yang ada di Natuna saat itu. Beberapa temuan seperti keramik – keramik kuno zaman Dinasti Sung, ditemukan di situs-situs yang terindikasi sebagai kuburan kuno di wilayah pesisir pantai.
Para peneliti tersebut berkeyakinan, pada abad 12 Natuna menjadi pusat transit perdagangan ataupun menjadi gerbang utama masuk ke nusantara. Hal tersebut diperkuat dengan banyaknya penemuan barang-barang antik dan barang muatan kapal tenggelam (BMKT) di laut Natuna.
Baru-baru ini di belakang rumah warga Sepempang, Bunguran Timur, Ranai ditemukan kerangka manusia. Diduga kerangka manusia itu asli penduduk tempatan atau nenek moyang masyarakat Natuna. Disayangkan keadaan kerangka tersebut tidak utuh lagi, hanya tinggal tulang belulang tanpa tengkorak kepala.
“Kemungkinan berasal dari abad 12 atau 13, dan sepertinya bukan orang muslim. Kita lihat, posisi kerangka tidak menghadap kiblat,” Terang Soni Wibisono, Ketua Pelaksana Penelitian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamis (28/9).
Sementara itu koordinator pelaksana lapangan penelitian, Profesor Nanik Harkatiningsih menyayangkan temuan kerangka cukup tua ini tidak utuh. Tidak disertai keranda, atau benggong, maupun bawaan kubur lain, seperti keramik, pedang, keris dan sebagainya.
“Dengan adanya situs-situs sejarah ini, Natuna bisa semakin dikenal, baik secara nasional maupun internasional. Sebab situs-situs kuno, berupa kuburan lama adalah sejarah penting bagi Indonesia, khususnya Natuna,” ujar profesor Nanik.
Supaya situs-situs kuburan kuno, semakin dikenal, maka Kemendikbud akan melaksanakan sosialisasi bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Natuna. fian


(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.