JAMBI, HR – Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang tidak lagi menjadi penentu kelulusan akhirnya berdampak negatif terhadap hasil UN tahun 2015. Buktinya, dari sebanyak 40.176 siswa SMA sederajat di provinsi Jambi yang mengikuti UN, sekitar 23.620 siswa mendapatkan nilai Matematika dibawah standar. Nilai yang dibawah 5,5 itu sekitar lebih dari 50 persen dari jumlah siswa. Sedangkan untuk nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia sebanyak 10.880 siswa, dan Bahasa Inggris sebanyak 20.931 siswa nilainya dibawah standar.
Tarkait hal ini, Tabri Kepala Seksi (Kasi) SMA Dinas Pendidikan Provinsi Jambi mengatakan, penurunan nilai UN itu disebabkan sekolah yang menentukan kelulusan UN. Nilai UN hanya sebagai koreksi untuk Pemerintah tentang pendidikan yang ada. Kelulusan sekolah yang menentukan,” ujarnya, Kamis (14/5) kepada sejumlah wartawan.
Tabri berharap, siswa tidak terlalu euforia usai pengumuman UN. Apalagi kebut-kebutan dan coret-coretan seragam sekolah. “Tinggalkanlah prilaku itu,” pintanya.
Sementara itu Kadis Pendidikan Kota Jambi, Syaiful Huda, mengatakan tidak bisa membeberkan berapa siswa SMA di Kota Jambi yang tidak lulus UN.
Sebab, kebijakan kelulusan UN sepenuhnya diserahkan kepada sekolah masing-masing. “Laporannya kita terima usai pengumuman kelulusan,” ujarnya.
Berdasarkan himbauan Walikota Jambi, Syarif Fasha, bahwa pengumuman kelulusan diumumkan melalui surat yang dibagikan kepada orang tua atau wali murid pada sore hari. Hal ini bertujuan untuk menghindari kompoi ataupun tindakan siswa yang mencoret baju sekolah.
Hasil pemantauan HR saat pengumuman hasil UN yang telah dilakukan hari Jumat pukul 15.00 Wib lalu, di sekolah masing-masing, kondisi sekolah SMA sederajat di Jambi cukup kondusif. Banyak pihak berharap agar Kementerian Pendidikan Kebudayaan Pusat perlu meninjau ulang sistim kelulusan dan UN yang saat ini dinilai banyak mengalami kemunduran.
“Program-program Kemendikbud yang berkaitan dengan peningkatan mutu dan kualitas pendidikan itulah yang seharusnya menjadi fokus perhatian utama pemerintah untuk dimasa mendatang,” ungkap beberapa orang guru yang enggan disebut jati dirinya kepada HR. Mereka juga menegaskan pemerintah harus konsisten dengan upaya peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di negeri ini. ■ nelson/dian