LANDAK, HR – Belum lama ini puluhan warga landak berunjuk rasa di kantor Bupati Landak,kedatangan warga landak ini tentunya ingin meyampaikan aspirasai perihal harga Tandan Buah Segar (TBS) saat ini yang dinilai masyarakat landak harganya kian tak berarti.Selain itu juga massa ini membawa 2 unit mobil truck berisikan buah sawit,sebagai contoh kalau buah sawit ini layak di olah pabrik dan kenyataanya buah sawit tersebut justru harganya murah.
Menurut Petani kelapa sawit,di sejumlah daerah terus menjerit setelah harga jual sawit dari petani anjlok dan tidak sesusai biaya perawatan yang dikeluarkan,bahkan karena harga anjlok, banyak petani di beberapa kabupaten di Kalbar sudah tidak merawat kebun mereka.
Harga Tandan Buah Segar (TBS) yang dijual petani dari biasanya Rp 1.500 per kg, saat ini hanya sekitar Rp 300 hingga Rp 600 per kg.Salah seorang petani kepala sawit di Kota Landak, Provinsi kalbar,Asilim mengatakan, sebagian besar petani kelapa sawit di daerah tersebut rugi setelah harga Tandan Buah Segar (TBS) anjlok. “Karena harga jual kelapa sawit anjlok, biaya pemasukan tidak sebanding dengan biaya yang keluarkan untuk operasional,” ujar asilim.
Sejak harga TBS anjlok, masyarakat yang selama ini meminjam uang di bank,meminjam di CU,kredit sepeda motor akan terancam tidak dibayar. Bahkan, kata dia, jika tidak adanya antisipasi dari pemerintah maka tidak tutup kemungkinan kredit sepeda motor tersebut terancam tidak dibayar begitu juga dengan angsuran bulan pinjaman di bank.
Saat pengunjuk rasa ini meyampaikan orasinya di depan Bupati Landak,puluhan personil kepolisian Resort landak berjaga-jaga di sekitar kantor Bupati Landak,dan tidak banyak yang di perbuat oleh massa ini,mengingat bupati landak saat itu hanya bisa menjawab,kalau harga TBS turun bukan karena dia,dan harga TBS ini murah bukan hanya di Landak saja melainkan di seluruh wilayah indonesia yang merasakan dampaknya.
“Bukan gara-gara saya harga TBS ini turun,dan bukan hanya di daeral landak sawit anjlok,tetapi di daerah lain pun merasakan anjlok juga,”kata Adrianus Asia Sidot saat menjawab tuntutan warga landak ini.
Tambahnya lagi, “kita di daerah tidak bisa berbuat banyak,kalau harga pasaran dunia harga sawit turun,tentunya di seluruh daerahpun mengalami hal serupa.”
Mendapat jawaban bupati landak ini, warga yang dulunya bersemangat meyampaikan tutuntutannya, berangsur-angsur senyap, dan satu demi satu massa ini balik arah pulang kerumah. ■ sumianto