MAJALENGKA, HR – Dialog kebangsaan upaya menangkal radikslisme keagamaan tingkat Kabupaten Majalengka tahun 2017 dengan Forum Kerukunan Beragam, bertempat di Gedung Yhuda Kabupaten Majalengka, Kamis (21/12).
Forum kerukunan umat beragama tingkat Kabupaten Majalengka di buka langsung oleh Bupati Majalengka DR H Sutrisno SE MSi di dampingi Wakil Bupati DR H Karna Sobahi, Sekda, Kapolres, Kodim 0617 Majalengka, GT 321 Galuh, Kejaksaan, Pengadilan Negeri, OPD, Kemenag Majalengka, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan organisasi masyarakat lainnya.
Bupati menyampaikan pesan Bung Karno “jasmerah” (jangan lupakan sejarah), negara merdeka bukan suatu hadiah melainkan perjuangan suku bangsa dari Sabang sampai Merauke dari puluhan ribu pulau dari beribu macam adat dan budaya dan keyakinan yang berbeda, perjuangan kemerdekaan apa yang diamanantkan konsitusi yang berkeadilan sosial. Para pendiri bangsa mencari idiologi mengetahui pikiran melihat budi, kumpulan ide gagasan, pendapat dan pengalaman dalam wujudkan pancasila hidup saling toleransi. Dengan negara beribu pulau bahwa negara kita NKRI, Bhinneka Tunggal Ika. Pondasi kehidupan bangsa sangat kuat yaitu empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
Bupati menyadari, hal ini siapapun pemimpin persoalan kebangsaan salah satu yang tertuang dalam nawacita Presiden RI Joko Widodo, dengan kepemimpinannya diakui di dunia internasional. Dalam meningkatkan wawasan kebangsaan dan ajang silaturahmi sesama, sebagai upaya memperat suku agama bangsa sebagai ciri tersendiri yang tidak dimiliki bangsa lain.
Masih kata Bupati, menghujat dalam media sosial jangan sampai persoalan ini terus berkembang sehingga konflik diminimalisir dan tidak mendiskreditkan kelompok tertentu.
“Sebagai penanggung jawab pemerintah daerah tugas saya untuk menjaga kerukunan antara umat, suku, agama dan budaya dalam wadah Bhinneka Tunggal Ika, dengan bergotong-royong sesama suku, agama, dan budaya masing-masing. Medsos yang sering digunakan untuk ujaran kebencian harus kita hindari untuk memperat kebersaman mari bermedsos dengan bijak tanpa membeda-bedakan suku agama di seluruh wilayah NKRI. Sehingga kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Majalengka tetap terjaga,” ujar Bupati. lintong situmorang
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});