Kekayaan Pulau Natuna Sebagai Aset Diplomasi Maritim

Salah satu destinasi wisata tinjau tim FKKLN.

NATUNA, HR – Kementrian Luar Negeri menyelenggarakan Kegiatan Forum Kajian Kebijakan Luar Negri (FKKLN) yang bertemakan “Kekayaan Alam dan Budaya kepulauan Natuna Sebagai Aset Diplomasi Maritim” di hotel Harmoni One Batam, Kamis (4/7/2018). Dan sehari sebelumnya juga telah dilaksanakan pemaparan hasil penelitian di Natuna. Kegiatan tersebut, merupakan lanjutan dari penggalian potensi Natuna Tahun 2017 lalu ,dalam kerangka SIDI (Small Island Development Intiative).

Dikutip dari kemlu.go.id, SIDI-Natuna memiliki dua agenda kegiatan, salah satunya adalah menjajaki potensi Natuna sebagai Geopark Site. Dalam hal ini Kementerian Luar Negeri telah melibatkan tim ESDM yang diperkuat oleh pakar dari Universitas Padjajaran, untuk melakukan kajian awal mengenai potensi Natuna sebagai Geopark, baik untuk tingkat nasional, maupun kedepannya untuk menjadikan Natuna sebagai bagian dari Global Geopark Network of UNESCO.

Banyak site di Natuna, termasuk batu granit, yang berusia lebih dari 100 juta tahun, dan situs situs laut lainnya, untuk menjadi maritime geopark yang handal.

Keuntungan dari suatu situs menjadi bagian dari geopark UNESCO, adalah terjaganya kelestarian situs dan meningkatnya kunjungan wisata ke situs tersebut. Devisa daerah bakal meningkat.
Selain itu, aspek budaya dan kesejarahan Natuna juga perlu terus didalami dan dilestarikan. Sebagai contoh, “Pantun di wilayah Kepulauan Riau” sedang dalam proses untuk diajukan menjadi salah satu warisan budaya dunia melalui UNESCO. Melalui kajian budaya dan kesejarahan, para akademisi perlu menggali peran Natuna dalam sejarah “Jalur Rempah Nusantara”.

Dengan demikian, dunia tidak hanya dijejali dengan sejarah “jalur sutra Tiongkok”. Dunia harus tahu, bahwa ada jalur perdagangan maritim yang dikenal dengan “jalur kayu manis” dan “jalur rempah”, yang dibangun oleh Kerajaan-kerajaan besar di Nusantara. Dan Natuna, adalah salah satu Bandar Laut Internasional di abad keemasan Nusantara tersebut.

Dalam sambutannya pada Forum FKKLN, Dr. Syamsu Bahrun selaku Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan Provinsi Kepulauan Riau, mengatakan, Natuna bisa mencontoh Hawaii. Sebabnya Hawaii adalah pangkalan angkatan laut AS yang terbesar di Kawasan Pasifik. Namun pada saat yang sama, Pemerintah Federal AS maupun otoritas lokal di Hawaii berhasil mengembangkan kepulauan tersebut menjadi pusat turisme dunia dan bahkan pusat ekonomi yang berkembang pesat.

“Inilah contoh yang bagus, dimana pembangunan pertahanan dan pembangunan sosial ekonomi masyarakat berjalan bersama-sama dan saling menguatkan. Natuna bisa mencontoh pola pembangunan seperti ini. ” ujar Syamsu.

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Natuna, Erson Gempa mengutarakan walaupun terdapat beberapa kendala pengembangan potensi dimaksut, khususnya terkait dengan keterbatasan SDM dan dana, namun pemerintah Natuna berkomitmen memberikan dukungan, bantuan baik materil maupun inmaterial, agar seluruh program pengembangan Natuna Inisiatif Kementerian Luar Negeri dapat berjalan lancar. fian

[rss_custom_reader]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *