Aktivis 98 Lawan Faham Radikalisme dan Terorisme

oleh -13 Dilihat
oleh

JAKARTA, HR – Para aktivis 98 yang tergabung dalam Syarikat 98, Progres 98, Pena 98, dan Jari 98 menyebut 98 Bergerak menyelenggarakan diskusi bertema “Aktivis 98 Melawan Radikalisme dan Terorisme” serta Buka Puasa Bersama1000 Aktivis, Selasa (29/5/2018), di Grand Hotel Sahid, Jakarta Pusat.

Acara ini diadakan juga untuk memperingati perjuangan mereka 20 tahun lalu dalam membawa Indonesia ke era demokrasi. Dan merekomendasi untuk Rembuk Nasional.

Sebagai pembicara kesemuanya aktivis 98, yaitu Ketua Progres 98 Faizal Assegaf, Anggota DPR RI Komisi III Masinton Pasaribu, Progres 98, Eli Salomo, Hengki Irawan, Nuryaman Berry, Syarikat 98, Abdullah dan Wahab Talaohu.

Wahab Talaohu menyebutkan bahwa radikalisme yang ada di Indonesia sekarang ini bukanlah representasi dari satu agama tertentu.
“Islam itu agama yang rahmatan lilalamin, yang mengedepankan prinsip-prinsip kemanusiaan, keadilan, dan mengedepankan toleransi serta menghargai adanya kemajemukan,” ujarnya

Wahab secara terang-terangan mengatakan bahwa radikalisme dan terorisme harus menjadi musuh bersama rakyat Indonesia.

Ia mengingatkan Indonesia menjadi pasar dari penyebaran ideologi kelompok-kelompok radikal, sangat berbahya. Alasannya, kelompok-kelompok tersebut tentu memiliki tujuan mengganti dasar negara Pancasila, UUD 45, dan Proklamasi 17 Agustus.

“Ini harus kita lawan. Itulah saya katakan 98 harus rumuskan platformnya bagaimana, 98 harus menjadi suatu kelompok politik,” katanya.

Sementara itu Hengki Irawan mengatakan, sudah banyak paham-paham asing yang saat ini menjadi musuh dan berpotensi merongrong kehidupan bernegara. Jika di masa orde baru radikalismenya bersifat progresif, di masa sekarang radikalisme menjadikan manusia mundur ke abad pertengahan.

“Kita diajarkan oleh agama-agama kita untuk berbuat kebaikan kepada sesama. Namun ada kelompok-kelompok menggunakan agama, membajak agama untuk mengajak kita menjadi jahiliah,” ungkapnya.

Seperti ideologi transnasional, Hizbut Tahrir, Ikhawanul Muslimin. Semuanya berakar di negara-negara Timur Tengah. Dan saat ini mengancam negara Indonesia,” tambahnya.

Hengky meyakini Indonesia sudah menjadi sasaran atau target penduduk Islam garis keras. Karena Indonesia telah menjadi negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.
Hengki pun menegaskan, banyak kelompok transnasional yang membawa Indonesia mundur ke abat pertengahan.

Sedangkan Masinton Pasaribu meingatkan kalau pidato Bung Karno tanggal 1 Juni, bahwa negara kita didirkan untuk semua atas dasar Pancasila. “Itulah yang menjadi spirit reformasi, spirit aktivis-aktivis dan spirit kita semua,” tegasnya. igo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.