Wartawan HR Diancam Akibat Kritis Pemberitaan Aksi Penyelundupan di Kepulauan Karimun

oleh -14 Dilihat
oleh
JAKARTA, HR – Praktik penyelundupan di Kab Kepulauan Karimun nampaknya tidak bisa dibasmi. Wilayah yang terdiri dari kepulauan tersebut, ternyata tidak mampu dijaga baik oleh aparat keamanan setempat, seperti Bea Cukai, Polisi dan TNI.
Aksi penyelundupan di tengah laut 
Tanjung Balai Karimun.
Hasil investigasi HR di pelabuhan tikus di Balai Karimun, ditemukan adanya pelabuhan tikus yang menyatu dengan kediaman bos-bos penyelundup dan gudang penimbunannya. Menggunakan kapal yang besar, kapal milik penyelundup tersebut terpaksa harus bongkar barang di tengah laut. Dan setelah setengah muatan diangkut ke gudang penimbunan, barulah kapal tersebut bersandar di dermaga pelabuhan tikus.
Pantauan HR, kapal milik penyelundup Kwantet, Acuan, Atak, Abun dan Titi, menjadi primadona di wilayah itu. Kapal-kapal besar milik bos-bos penyelundup itu bebas keluar masuk Balai Karimun tanpa ada pengawasan dari Bea Cukai Karimun yang dipimpin Andi. (Video: Aksi Bongkar Muat di tengah laut yang dilakukan penyelundup)
Dari investigasi HR, kapal-kapal penyelundup tersebut masuk ke perairan Kab Kep Karimun pada pukul lima pagi, dan melakukan aksi bongkar muat dimulai pagi sampai pukul dua siang. Umumnya, bos-bos penyelundup itu membawa barang selundupan mereka dari Malaysia dan Singapura, berupa rokok, sembako, ban kendaraan bermotor, dan minuman keras.
Andi, Kasie P2 KPPBC Karimun
Setelah sampai di gudang penimbunan, barang-barang selundupan tersebut didistribusikan ke berbagai kota di Indonesia, termasuk Jakarta.
KPPBC Tanjung Balai Karimun pun tidak terlihat risih dengan adanya pemberitaan tersebut. KPPBC terkesan berada dalam zona nyaman, karena diduga aksi penyelundupan itu juga dibekingi oleh oknum di Ditjen Bea Cukai.
Dirjen Bea Cukai yang berulang kali mendapat informasi terkait aksi penyelundupan di Kab Kepulauan Karimun pun terlihat tidak melakukan tindakan apapun terhadap kinerja bawahannya. Ada dugaan, oknum di Ditjen Bea Cukai dan KPPBC Tanjung Balai Karimun sangat bergantung kepada bos-bos penyelundup tersebut.
“Kita tahu sama tahu saja, Lae. Kita cari makan, kan?” ungkap salah satu oknum KPPBC Tanjung Balai Karimun kepada HR.
Atas gencarnya pemberitaan tersebut, Listony Saragih, Kepala Biro Kab Kep Karimun untuk Surat Kabar Harapan Rakyat, juga mendapat ancaman dari orang tidak dikenal. Namun, Saragih telah bertekad bahwa aksi penyelundupan tersebut sudah sangat jelas merugikan negara, karena para penyelundup tersebut tidak membayar cukai dan retribusi lainnya.
“Oknum Bea Cukai dan Kepolisian yang kenyang dikasih ‘obat tidur’ dari bos-bos penyelundup itu,” ujar Listony Saragih. kornel


(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.