GOWA, HR – Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan YL mencanangkan edukasi gerakan masyarakat cerdas menggunakan obat (Gema Cermat), di Gedung De Bollo Sungguminasa, Selasa (20/3/18).
Dalam rangka percepatan upaya peningkatan pengetahuan, kepedulian dan keterampilan masyarakat tentang bagaimana menggunakan obat yang tepat dan rasional .
Menurut Adnan, saat ini Indonesia tengah mengalami perubahan pola penyakit yang sering disebut transisi epidelogi, dimana ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat penyakit tidak menular (PTM).
“Dari sepuluh penyebab kematian utama, lima diantaranya itu penyakit tidak menular yaitu stroke, jantung koroner, kencing manis, hioertensi dengan komplikasi, penyakit paru obstruksi kronis. Kematian ini semakin meningkat dan akan terus meningkat karena pola hidup yang tidak sehat,” ungkapnya.
Selain itu, dirinya juga mengatakan pengobatan sendiri (swamedikasi) yang kerap dilakukan masyarakat dalam mengatasi keluhan gejala penyakit tanpa konsultasi dengan dokter atau apoteker harus dihilangkan, karena itu akan mengakibatkan over dosis bahkan kematian akibat keracunan obat.
“Sekarang banyak masyarakat yang melakukan pengobatan sediri karena melihat iklan media massa, televisi, atau dari mulut ke mulut yang akan membuat tujuan pengobatan tidak tercapai dan lebih kerap salah obat yang berakibat fatal,” jelas orang nomor satu di Indonesia ini.
Olehnya Adnan menghimbau agar masyarakat lebih memilah informasi yang didapatkan, dan ketika melakukan terapi medis sebaiknya lakukan kepada yang paling kompeten yaitu tenaga Apoteker, serta bagi Apoteker dalam melakukan pelayanan agar memberikan edukasi yang baik kepada masyarakat tersebut.
“Apoteker dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat bukan hanya memberikan obat tetapi harus diiringi dengan pemberian informasi yang dapat dipahami manfaat dari obat yang digunakan, dan semoga dengan adanya Gema Cermat ini mampu membangun komitmen bersama antara tenaga kesehatan, dan pemerintah setempat, yang akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Gowa melalui kesehatan yang baik,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa, Hasanuddin Tahir mengatakan, dalam kegiatan ini semua stakeholder diharapkan untuk berkomitmen bersama khususnya terkait penjualan obat-obat tanpa resep.
“Makanya kalau ada obat tanpa ada BPOMnya apalagi mereka beli obat melalui PBF (pedagang besar farmasi) harus diwaspadai. Masyarakat juga harus tahu simbol-simbol obat kalau ada logo biru itu berarti dijual bebas, warna hijau bebas terbatas, kalau warna merah maka itu antibiotik (obat keras) sehingga harus disertai resep dokter. Antibiotik tidak bisa dijual bebas karena berbahaya,” katanya.
Edukasi masyarakat cerdas menggunakan obat ini diikuti oleh 145 peserta yang terdiri dari Pelajar, Apoteker, Dharmawanita, PKK, Saka Bakti Husada dan para Pekerja Puskesmas. kartia